Ahad 05 Jul 2020 06:11 WIB

Renungan Idul Adha Tahun Ini

Idul Adha tahun ini dalam masa pandemi.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Renungan Idul Adha Tahun Ini. Foto: Shalat Idul Adha (ilustrasi)
Foto: Antara/Sahrul Manda Tikupadang
Renungan Idul Adha Tahun Ini. Foto: Shalat Idul Adha (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Idul Adha tahun ini menjadi terasa berbeda karena corona. Namun jika direnungkan, pandemi corona ada kaitannya dengan asbabul nuzul Idul Adha.

"Kita bisa merenungkan kembali keteladanan Nabiyullah Ibrahim as, bahwa pandemi corona salah satu bentuk ujian bagi orang yang beriman," kata Ustazah Lilis Yulistiawati, Sp penderi Pesantren Tahfizh Mutiara Darul Qur’an, Bandung Jawa Barat.

Baca Juga

Ia menceritakan, sebagaimana ujian yang dialami oleh Nabi Ibrahim

di antaranya agar menjadi orang sabar sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Nasihat-nasihat Baginda Nabi SAW pada saat Haji Wada seharusnya jadi renungan pada masa pandemi corona saat ini.

"Sebuah untaian nasihat yang menggambarkan hakikat ketaatan seorang hamba kepada perintah-perintah Allah SWT," ujarnya.

Misalnya nasihat itu disampaikan Nabi Muhammad SAW, selama Haji Wada, adalah ketika berkhutbah di hadapan lebih dari 100 ribu jamaah haji. Di mana poinya Rasulullah menyampaikan umatnya jangan sampai kembali kepada ke kafiran setelah Allah sucikan dengan masuk Islam. Dan apa yang kita kerjakan akan mendapat pertanggungjawaban.

Berikut ini adalah sebagian kecil dari isi khutbah yang beliau sampaikan:

"Wahai manusia, sungguh darah dan harta kalian adalah suci bagi kalian, seperti sucinya hari ini, juga bulan ini, sampai datang masanya kalian menghadap Tuhan… Saat itu kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatan kalian…Ingatlah baik-baik, janganlah kalian sekali-kali kembali pada kekafiran atau kesesatan sepeninggalku sehingga menjadikan kalian saling berkelahi satu sama lain…

Ingatlah baik-baik, hendaklah orang yang hadir pada saat ini menyampaikan nasihat ini kepada yang tidak tidak hadir. Boleh jadi sebagian dari mereka yang mendengar dari mulut orang kedua lebih dapat memahami daripada orang yang mendengarnya secara langsung… (HR al-Bukhari dan Muslim).

Beliau pun bersabda: "Ingatlah, tak ada keutamaan bangsa Arab atas bangsa non-Arab. Tak ada pula keunggulan bangsa non-Arab atas bangsa Arab. Tidak pula orang berkulit putih atas orang berkulit hitam. Tidak pula orang berkulit hitam atas orang berkulit putih. Kecuali karena ketakwaannya… (HR

Ahmad).

Beliau juga bersabda: Wahai manusia, sesungguhnya segala hal yang berasal dari tradisi jahiliah telah dihapus di bawah dua telapak kakiku ini…Riba jahiliah pun telah dilenyapkan…Wahai manusia, sesungguhnya telah aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, yang menjadikan kalian tidak akan tersesat selama-lama jika kalian berpegang teguh pada keduanya. Itulah

Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya… (HR Ibnu Khuzaimah).

Menurut Ustazah Lilis, dari apa yang Nabi Muhammad SAW sampaikan di atas, ada sejumlah hal yang beliau nasihatkan kepada kita yang bisa kita renungkan khususnya di masa pandemi corona saat ini. Di antaranya:

Pertama, kita diingatkan oleh beliau untuk tidak merasa unggul atas bangsa dan umat lain. Tak selayaknya bangsa Arab merasa lebih unggul atas bangsa non-Arab. Tak sepatutnya bangsa non-Arab, merasa lebih unggul atas bangsa Arab.

"Pandemi corona seharusnya menyadarkan manusia bahwa manusia lemah," katanya.

Karena negara-negara besar yang merasa unggul dari negara lain pun kewalahan menghadapi pandemi corona. Keunggulan manusia atas manusia lain di sisi Allah SWT hanya karena ketakwaannya.

"Takwa tentu harus dibuktikan dengan ketaatan total atas seluruh perintah

dan larangan-Nya, dengan menjalankan semua syariah-Nya," katanya.

Kedua, kita diperintahkan oleh beliau untuk menjaga darah, harta dan kehormatan sesama. Tak boleh saling menumpahkan darah. Haram saling merampas harta. Terlarang saling menodai kehormatan sesama.

"Tak jarang pandemi corona dimanfaatkan sebagian orang untuk melakukan perbuatan tersebut," katanya.

Ketiga, kita diharuskan oleh beliau untuk senantiasa memelihara tali persaudaraan. Tidak boleh sesama umat Islam saling berkelahi atau saling menjelekkan satu sama lain hanya karenaberbeda mazhab, atau beda paham, atau beda organisasi atau beda kepentingan.

"Semestinya kaum muslimin memupuk tali ukhuwah, dan rasa kebersamaan," katanya.

Karena kata dia kaum Muslim itu bersaudara, maka mereka seharusnya saling menguatkan, dan saling membantu dalam kebaikan dan ketaqwaan. Apalagi pada saat pandemi corona saat ini dimana musibah tersebut sama-sama dirasakan oleh sesama muslim.

"Kebersamaan dalam mengalami musibah, rasa kebersamaan ini

seharusnya bisa lebih menguatkan tali persaudaraan," katanya.

Keempat, kita pun diharuskan oleh beliau untuk selalu menyampaikan nasihat kepada orang lain. Sebab, kata beliau Rasulullah SAW, agama adalah nasihat. Maka saling memberikan nasihat kepada keluarga, masyarakat bahkan kepada negara.

"Mengkritisi negara dalam penanganan pandemi corona juga bagian dari nasihat," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement