Sabtu 04 Jul 2020 12:03 WIB

Pasien Covid-19 di Gunung Kidul Bertambah Satu

Pasien baru Covid-19 di Gunung Kidul adalah seorang tenaga kesehatan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pasien baru Covid-19 di Gunung Kidul adalah seorang tenaga kesehatan. Ilustrasi.
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Pasien baru Covid-19 di Gunung Kidul adalah seorang tenaga kesehatan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL - Pasien positif Covid-19 di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertambah satu orang. Pasien ini merupakan tenaga kesehatan sehingga menjadikan jumlah pasien Covid-19 di wilayah ini menjadi 55 kasus.

"Pada Jumat (3/7) sore, ada penambahan satu kasus. Perempuan umur 44 tahun warga Kecamatan Playen," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Sabtu.

Baca Juga

Ia mengatakan pasien ini termasuk kasus baru dan tidak terkait dengan klaster mana pun. Pasien baru ini bekerja sebagai tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (faskes) dalam wilayah Gunung Kidul. Namun ia tidak merinci di mana persisnya faskes tempatnya bekerja.

"Yang bersangkutan adalah tenaga kesehatan. Kami tidak bisa menjelaskan yang bersangkutan kerja di mana," katanya.

 

Dewi memastikan layanan di faskes tempat kerja yang bersangkutan tersebut tidak berpengaruh dan tetap berjalan normal. Sebab berdasarkan informasi yang diperoleh, pasien baru ini tidak tertular saat bekerja. "Diduga bukan tertular saat di faskes, tapi baru kami dalami," katanya.

Sampai sekarang terdapat 47 kasus sembuh dan tujuh dalam perawatan, termasuk yang baru ini. Saat ini hanya satu kasus positif yang dilaporkan meninggal dunia.

Dinkes Gunung Kidul juga melaporkan adanya tambahan satu OTG reaktif rapid test. Penambahan ini menjadikan jumlah OTG reaktif mencapai 547 pasien secara akumulatif.

Jumlah spesimen swab yang sudah diambil sebanyak 850, dengan tambahan dua spesimen pada hari ini. Selain itu, sebanyak 768 spesimen dinyatakan negatif dan 27 lainnya dalam proses.

"Kami tetap mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan, memakai masker, dan tidak berkumpul dengan jumlah banyak," ujar Dewi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement