Sabtu 04 Jul 2020 09:08 WIB

Mengenal 3 Motor Listrik Buatan Siswa-Siswa NTB

Motor hasil karya siswa-siswa NTB sudah dicoba oleh Gubernur Zulkieflimansyah.

Tampak jajaran motor listrik yang dipamerkan di IIMS Motobike Expo Sabtu (30/11) ilustrasi
Foto:

Selain motor listrik karya siswa SMKN 1 Lingsar. Motor listrik juga dibuat oleh salah seorang putra NTB bernama Gede Sukarmati Jaya. Bahkan, hasil karya Gede Sukarmati Jaya juga sudah diuji coba Gubernur NTB Zulkieflimansyah pada 27 Juni 2020, bertempat di STI Park Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat.

Sepeda tersebut mampu menempuh jarak 30 Km untuk sekali pengisian daya, sekitar dua sampai empat jam. Sepeda motor listrik ini diberi nama Le-Bui atau Lombok E-Bike Builder.

Gede Sukarmati Jaya menceritakan awal mula gagasan untuk membuat sepeda listrik tersebut. Awalnya, pembuatan sepeda listrik ini diilhami oleh hobinya waktu kecil, yaitu bersepeda. Namun karena usia, tidak bisa lagi sepedaan dengan jarak tempuh yang jauh, maka muncullah ide bagaimana agar tetap bisa bersepeda dengan jarak tempuh yang jauh.

"Saya googling, tanya-tanya teman, bagaimana saya tetap bisa sepedaan jauh dan tidak membosankan. Ketemulah dengan yang namanya elektric kit. Yaitu mengubah sepeda yang kita beli di toko kemudian dipasang elektric kit, sehingga bisa sepedaan jauh," katanya.

Kemudian, seiring dengan waktu, ditambah dengan hasil diskusi bersama anggota komunitas, ia menambah kemampuan untuk berinovasi pada sepeda itu. Termasuk menambah kecepatan sepeda listriknya.

"Sepeda yang kita beli di toko itu harus kita bikinkan prime costume. Sehingga bisa menampung baterai berkapasitas besar. Saya coba bikin, sudah jadi. Iseng-iseng saya pakai, bikin video di jalan, upload ke media sosial. Orang-orang luar kemudian melihat dan mereka suka, karena dianggap unik," jelasnya.

Ia mengaku, sepeda yang dibikin tersebut bukan yang pertama dan yang terbaik bagi orang luar. Namun, ada keunikan yang mereka lihat, seperti style, cara mewarnai dan pembuatannya yang masih handmade.

"Kalau bicara teknologi, tidak ada yang bisa mengalahkan mereka. Tapi kalau bicara masalah seni, tidak ada yang mampu mengalahkan kita," ungkapnya.

Keunikan itulah, katanya, mambuat orang tertarik, sehingga tidak kurang dari seratus unit sepeda listrik yang sudah ia ekspor ke sejumlah negara, seperti negara-negara di Benua Asia, Amerika dan Australia.

Untuk membuat satu unit sepeda listrik itu, ia membutuhkan waktu sekitar satu bulan, mulai dari proses awal hingga dapat dipakai. Untuk harga per unitnya, sepeda tersebut dinilai sekitar Rp15 juta, karena pembuatannya masih hand made, belum menggunakan teknologi modern.

"Kemampuan yang mesin 350 Watt, baterai yang 40 volt, kecepatan maksimum, kalau barat orang mengatakan street legal, masih boleh di jalan, tanpa harus surat-surat. Kecepatannya di bawah 30 km/jam," jelasnya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement