Jumat 03 Jul 2020 21:41 WIB

Pengusaha Tenun Palu Minta Keringanan Pembayaran Pinjaman

Usaha bisnis tenun di Donggala, Palu, masih belum pulih akibat terdampak Covid-19.

Usaha bisnis tenun di Donggala, Palu, masih belum pulih akibat terdampak Covid-19 (Foto: ilustrasi tenun)
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Usaha bisnis tenun di Donggala, Palu, masih belum pulih akibat terdampak Covid-19 (Foto: ilustrasi tenun)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pelaku usaha bisnis kain tenun Donggala di Kota Palu meminta agar industri jasa keuangan bank memberikan kelonggaran kepada mereka terkait pembayaran pinjaman. Pasalnya, usaha yang mereka geluti belum pulih karena terdampak Covid-19.

"Ada beberapa teman anggota Asosiasi Tenun Donggala masih ditagih dengan pembayaran seperti saat masih normal, padahal sekarang ini kami benar-benar sulit," kata Ketua Asosisasi Tenun Donggala, Imam Basuki di Palu, Jumat (3/7).

Baca Juga

Dia mengatakan, dampak COVID-19 saat ini menghajar pasar penjualan sehingga barang menumpuk, akibatnya bisnis lesu bahkan ada yang macet dan tidak mendapat omset. Menurut Imam, saat ini pebisnis kain tenun Donggala, tidak membutuhkan suntikan modal karena masalahnya bukan pada modal, sehingga tidak mungkin menggenjot produksi di tengah pasar lesu.

Para pebisnis tenun butuh keringanan dari industri jasa keuangan bank agar menunda pembayaran pinjaman. Kebijakan ini akan membuat beban pelaku usaha sedikit lebih ringan.

"Saya sampai sekarang sudah sebulan belum setor. Saya juga berharap ada keringanan pembayaran," katanya.

Imam mengatakan, dari beberapa anggota Asosiasi Tenun Donggala yang sudah berusaha meminta keringanan pembayaran utang berupa penundaan. Tetapi pihak bank beralasan sudah pernah diberikan sebagai dampak dari bencana gempa 28 September 2018.

"Saya lihat tidak semua kebijakan bank sama, ada yang sedikit lunak, ada yang tetap galak," katanya.

Imam berharap pemerintah dapat membantu mencarikan solusi atas lesunya penjualan kain tenun Donggala tersebut karena banyak yang menggantungkan ekonominya dari usaha itu. Dia mengatakan, banyak pengrajin tenun tidak bisa memasok produksinya ke distributor karena pemintaan pasar yang rendah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement