Jumat 03 Jul 2020 20:55 WIB

Kemendag Bidik Pasar Ekspor Pangan di Afrika Utara

Salah satu strategi yang Kemendag lakukan adalah penyelesaian hambatan dagang.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Biskuit (ilustrasi). Indonesia membidik ekspor pangan olahan ke Afrika Utara.
Foto: Flickr
Biskuit (ilustrasi). Indonesia membidik ekspor pangan olahan ke Afrika Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) membidik pasar ekspor ke Afrika Utara. Hal itu merupakan salah satu upaya menggenjot komoditas ekspor utama Indonesia yakni makanan dan minuman.

"Kawasan Afrika Utara, khususnya Mesir, merupakan pasar menjanjikan bagi produk pangan olahan dari Indonesia," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan, melalui keterangan resmi pada Jumat (3/7).

Baca Juga

Indonesia  berpeluang besar meningkatkan ekspor pangan olahan di pasar global. Kasan mengatakan, saat ini pemerintah melihat peluang makanan olahan menjadi alternatif pilihan yang dicari masyarakat karena dapat disimpan lebih lama dibandingkan pangan segar.

"Selain itu, masyarakat cenderung lebih memilih masak di rumah dan menyukai berbagai produk bernutrisi, memenuhi keamanan pangan, dan terjaga higienitasnya," ujar dia.

Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah menyusun beberapa strategi guna meningkatkan ekspor makanan olahan Indonesia di pasar global. Pertama, menentukan fokus pasar dan produk ekspor unggulan. 

Ada lima produk ekspor makanan olahan Indonesia terbesar ke Mesir pada 2019, yaitu saus, bumbu, dan rempah, olahan ikan, tuna, sugar confectionary yang tidak mengandung kakao, olahan ikan, dan sarden. Kemudian produk makanan olahan Indonesia yang potensial di Mesir yaitu produk perikanan, food preparations, kopi, cokelat, biskuit dan makanan ringan.

Strategi kedua yaitu meningkatkan penetrasi pasar dengan melakukan penyelesaian perundingan dan hambatan perdagangan, serta penguatan promosi dagang dan branding. Peningkatan penetrasi pasar juga dilakukan melalui penyelenggaraan webinar, penjajakan kesepakatan dagang virtual, serta pendampingan ekspor selama pandemi. 

Ketiga, memperkuat peran perwakilan perdagangan di luar negeri. Keempat, melakukan relaksasi  ekspor dan impor untuk tujuan ekspor. 

"Kami terus berupaya selalu memberikan kontribusi dalam peningkatan ekspor. Salah satunya memfasilitasi kegiatan perdagangan. Berbagai potensi pasar harus terus digali agar ekspor produk Indonesia, khususnya pangan olahan dapat terus meningkat," kata Kasan menjelaskan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement