Kamis 02 Jul 2020 23:35 WIB

Menengok Pabrik Pengolahan Kismis di Afghanistan

,.

Red: Mohamad Amin Madani

Pekerja Afghanistan memproses kismis di sebuah pabrik di Herat, Afghanistan, 02 Juli 2020. Pabrik yang didirikan dengan biaya sekitar 550.000 dolar AS membersihkan dan memproses 23 ton kismis setiap hari. Unit industri mempekerjakan 40 orang dan didanai 50 persen oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Afghanistan adalah produsen besar anggur karena provinsi ini memiliki musim panas yang panjang, hangat, kering, dan musim dingin yang dingin diperlukan untuk pengembangan tanaman terbaik. (FOTO : EPA-EFE / JALIL REZAYEE)

Pekerja Afghanistan memproses kismis di sebuah pabrik di Herat, Afghanistan, 02 Juli 2020. Pabrik yang didirikan dengan biaya sekitar 550.000 dolar AS membersihkan dan memproses 23 ton kismis setiap hari. Unit industri mempekerjakan 40 orang dan didanai 50 persen oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Afghanistan adalah produsen besar anggur karena provinsi ini memiliki musim panas yang panjang, hangat, kering, dan musim dingin yang dingin diperlukan untuk pengembangan tanaman terbaik. (FOTO : EPA-EFE / JALIL REZAYEE)

Pekerja Afghanistan memproses kismis di sebuah pabrik di Herat, Afghanistan, 02 Juli 2020. Pabrik yang didirikan dengan biaya sekitar 550.000 dolar AS membersihkan dan memproses 23 ton kismis setiap hari. Unit industri mempekerjakan 40 orang dan didanai 50 persen oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Afghanistan adalah produsen besar anggur karena provinsi ini memiliki musim panas yang panjang, hangat, kering, dan musim dingin yang dingin diperlukan untuk pengembangan tanaman terbaik. (FOTO : EPA-EFE / JALIL REZAYEE)

Pekerja Afghanistan memproses kismis di sebuah pabrik di Herat, Afghanistan, 02 Juli 2020. Pabrik yang didirikan dengan biaya sekitar 550.000 dolar AS membersihkan dan memproses 23 ton kismis setiap hari. Unit industri mempekerjakan 40 orang dan didanai 50 persen oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Afghanistan adalah produsen besar anggur karena provinsi ini memiliki musim panas yang panjang, hangat, kering, dan musim dingin yang dingin diperlukan untuk pengembangan tanaman terbaik. (FOTO : EPA-EFE / JALIL REZAYEE)

Pekerja Afghanistan memproses kismis di sebuah pabrik di Herat, Afghanistan, 02 Juli 2020. Pabrik yang didirikan dengan biaya sekitar 550.000 dolar AS membersihkan dan memproses 23 ton kismis setiap hari. Unit industri mempekerjakan 40 orang dan didanai 50 persen oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Afghanistan adalah produsen besar anggur karena provinsi ini memiliki musim panas yang panjang, hangat, kering, dan musim dingin yang dingin diperlukan untuk pengembangan tanaman terbaik. (FOTO : EPA-EFE / JALIL REZAYEE)

Pekerja Afghanistan memproses kismis di sebuah pabrik di Herat, Afghanistan, 02 Juli 2020. Pabrik yang didirikan dengan biaya sekitar 550.000 dolar AS membersihkan dan memproses 23 ton kismis setiap hari. Unit industri mempekerjakan 40 orang dan didanai 50 persen oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Afghanistan adalah produsen besar anggur karena provinsi ini memiliki musim panas yang panjang, hangat, kering, dan musim dingin yang dingin diperlukan untuk pengembangan tanaman terbaik. (FOTO : EPA-EFE / JALIL REZAYEE)

Pekerja Afghanistan memproses kismis di sebuah pabrik di Herat, Afghanistan, 02 Juli 2020. Pabrik yang didirikan dengan biaya sekitar 550.000 dolar AS membersihkan dan memproses 23 ton kismis setiap hari. Unit industri mempekerjakan 40 orang dan didanai 50 persen oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Afghanistan adalah produsen besar anggur karena provinsi ini memiliki musim panas yang panjang, hangat, kering, dan musim dingin yang dingin diperlukan untuk pengembangan tanaman terbaik. (FOTO : EPA-EFE / JALIL REZAYEE)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL --  Pekerja Afghanistan memproses kismis di sebuah pabrik di Herat, Afghanistan, 02 Juli 2020.

Pabrik yang didirikan dengan biaya sekitar 550.000 dolar AS tersebut mampu membersihkan dan memproses sebanyak 23 ton kismis setiap hari. Unit industri mempekerjakan 40 orang dan didanai 50 persen oleh badan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Afghanistan adalah produsen besar anggur karena memiliki musim panas yang panjang, hangat, kering, dan musim dingin yang diperlukan untuk pengembangan tanaman anggur terbaik. 

sumber : EPA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement