Kamis 02 Jul 2020 22:47 WIB

Semasa Menjabat, Alm Solihin Terkenal Sangat Agamais

Almarhum juga mengajak seluruh pihak di DKP Jabar agar rajin berbagi kepada sesama.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Innalillahi wa inna ilaihi roji
Foto: icfresno.org
Innalillahi wa inna ilaihi roji

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Kabar duka menyelimuti Gedung Sate di hari pertama Juli 2020. Muhamad Solihin, salah satu Pejabat tinggi Pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jawa Barat telah berpulang kepada sang pencipta. 

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Barat tentunya sangat kehilangan pada sosok yang dinilai akan membawa perubahan besar pada sektor perikanan di Jabar ini.  Mengingat  sejak dilantik sebagai kepala DKP Jabar pada 12 Juni 2020 lalu, mendiang sudah memiliki solusi dan inovasi untuk menerjemahkan visi dan misi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 

Almarhum juga  meninggalkan kenangan yang mendalam di mata Aparatur Sipil Negara (ASN) OPD tersebut. Seperti disampaikan Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar Dede Sunendar yang menilai mendiang Solihin memiliki kepribadian  yang agamais dan patut ditiru. "Kami sangat berduka cita kehilangan sosok pimpinan yang ideal menurut saya walaupun kita bergaul baru dalam dua minggu efektif," ujar Dede, Kamis (2/7).

Menurut Dede, Solihin memang belum lama mengemban tugas sebagai kepala dinas. Hanya sekitar dua pekan ia menempati salah satu ruangan kerja di Jalan Wastukencana nomor 17, Kota Bandung yang merupakan kantor DKP Jabar. Namun, sejauh ini mendiang telah menjalankan sejumlah tugasnya sebagai pimpinan di DKP Jabar, termasuk mengunjungi sejumlah daerah untuk mengakselerasi program. 

Dede mengatakan, pada pekan pertama menjabat sebagai kepala DKP Jabar, mendiang telah mengunjungi UPTD di Cirebon. Sebelumnya, Solihin mendampingi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 18 Juni lalu. Terakhir, mendiang harus menghadiri kegiatan monitoring Gugus Tugas Percepatan dan Penanggulangan Covid-19 Jabar di Majalengka.

"Efektifnya mungkin baru satu minggu karena beliau suka ke daerah itu ada beberapa hubungan kerja. Tapi sudah menampakan sejak awal kami optimis bahwa kepemimpinan beliau itu akan membawa kita ke arah yang lebih baik lagi," katanya.

Menurutnya, yang paling diingat oleh Dede, almarhum acap kali mengajak seluruh pihak di lingkungan DKP Jabar untuk menjalankan tugas dengan mengedepankan pendekatan agama. Hal itu sesuai dengan nama Solihin yang bermakna 'orang soleh'. "Kalau di rapat juga, beliau selalu  bilang jangan lupa kalau waktunya shalat nanti kita shalat, juga jangan lagu tegur saya hentikan saya kalau waktunya solat kita solat," kenang Dede. 

Selain itu, kata Dede, almarhum juga mengajak seluruh pihak di DKP Jabar agar rajin berbagi kepada sesama. Bahkan, menyarankan agar menyediakan makanan dan minuman di depan kantor DKP Jabar untuk orang yang membutuhkan.

"Beliau bilang, bukan dari anggaran. Tapi dari pribadi masing-masin, ya etang etang ngabersihan harta urang (hitung hitung membersihkan harta kita). Kami semua salut, kadang kadang kalau di kantor itu kaitan dengan anggaran resmi tapi beliau justru membantu kita untuk membersihkan harta kita," paparnya.

Selain itu, kata dia, almarhum juga memiliki keinginan kuat menjadikan DKP Jabar solid. Menurutnya, Solihin memiliki cara untuk merekatkan kekompakan antara atasan dan bawahan. Yakni, pascapelantikan almarhum mentaraktir makanan sejumlah pegawai di DKP Jabar untuk makan bersama. 

"Beliau membelikan 30 bungkus bubur ayam dan dimakan bersama. Karena kalau sedang makan bersama kan tidak ada sekat antara atasan dan bawahan," katanya.

Kehadiran Solihin di DKP Jabar pun, kata dia, tidak datang dengan tangan kosong. Artinya, mendiang sudah membawa sejumlah inovasi dan jalan keluar yang harus dilakukan guna mendorong sektor perikanan Jabar kian maju.

Seperti terkait misi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang merencanakan kehadiran wisata bahari di Jawa Barat. Solihin sudah memiliki solusi untuk menerjemahkan hal tersebut untuk mewujudkan prasarana, seperti di pelabuhan agar dapat menunjang pariwisata di Jabar. "Walaupun beliau baru menjabat nampaknya beliau ada beberapa informasi dan membawa strategi untuk menemukan solusi. 

Sudah ada konsep hanya kita tinggal menginput data. Beliau minta masukan dari kita mengenai seluruh potensinya," katanya. 

Namun Dede pun merasa sedih dan kaget tatkala mendengar kabar bahwa mendiang masuk IGD dan harus dirawat di Rumah Sakit Boromeus. Ia pun sempat menjenguk untuk memastikan kesehatan pimpinannya itu. 

"Memang sebelumnya sempat bilang kalau mendiang itu harusnya bed rest lima hari tapi karena tuntutan tugas beliau tetap berangkat ke daerah. Nah karena kelelahan itu saya bertemu langsung, itu ketika beliau masuk IGD di Boromeus hari Jumat, dan kita bercanda beliau  menunjukan seperti tidak sakit," paparnya. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement