Kamis 02 Jul 2020 20:31 WIB

AP II Fokus Tiga Aspek Keamanan pada Masa Normal Baru

AP II sudah mengadopsi transformasi digital jauh sebelum terjadinya pandemi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) didampingi Dirjen Perhubungan Udara Novie Rianto (kiri) meninjau kesiapan pelaksanaan tatanan normal baru di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (25/6/2020). PT Angkasa Pura II selaku pengelola menyiapkan sejumlah fasilitas baru di Bandara Soekarno-Hatta, sebagai persiapan menghadapi penerapan tatanan normal baru di tengah pandemi COVID-19, seperti pusat kesehatan untuk rapid test dan swab test, mesin penjual otomatis penyedia alat pelindung diri dan alat pembayaran nontunai.
Foto: ANTARA/MUHAMMAD IQBAL
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) didampingi Dirjen Perhubungan Udara Novie Rianto (kiri) meninjau kesiapan pelaksanaan tatanan normal baru di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (25/6/2020). PT Angkasa Pura II selaku pengelola menyiapkan sejumlah fasilitas baru di Bandara Soekarno-Hatta, sebagai persiapan menghadapi penerapan tatanan normal baru di tengah pandemi COVID-19, seperti pusat kesehatan untuk rapid test dan swab test, mesin penjual otomatis penyedia alat pelindung diri dan alat pembayaran nontunai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II saat ini berfokus pada tiga aspek keamanan bandara pada masa normal baru. Tiga aspek tersebut yakni keamanan fisik, keamanan kesehatan atau biosecurity, dan keamanan siber.

"Ada hal-hal secara umum kalau kita bicara mengenai keamanan di bandara penerbangan pada era pandemi Covid-19, kita berfokus kepada tiga hal. Pertama keamanan fisik, kemudian keamanan kesehatan, dan terakhir keamanan siber," ujar Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin dalam seminar daring Indonesia Brand Forum 2020 di Jakarta, Kamis (2/7).

Baca Juga

Menurut dia, sebelum pandemi, AP II hanya berfokus pada keamanan fisik seperti proteksi akses, pemeriksaan penumpang, dan pengecekan profil penumpang. Namun sekarang harus berfokus pada tambahan keamanan yakni keamanan kesehatan, seperti pemahaman tentang menjaga jarak, touchless processing, pemeriksaan kesehatan, kebersihan dan higienitas serta perlindungan terhadap kesehatan individu.

"Terakhir adalah keamanan siber karena semuanya akan berpindah ke infrastruktur digital melalui koneksi sistem teknologi informasi, sehingga mulai ada perhatian ke arah perlindungan data privasi, keamanan jaringan, proteksi sistem, termasuk kontinuitas bisnisnya ketika ada kegagalan sistem," kata Awaluddin.

AP II sudah mengadopsi transformasi digital jauh sebelum terjadinya pandemi. Berkaitan dengan program-program tranformasi di AP II, terdapat tiga program yakni program transformasi bisnis dan portofolio usaha, transformasi infrastruktur serta sistem operasi, dan transformasi SDM.

Konsep bandara pintar yang digagas oleh AP II dari beberapa tahun lalu, berangkat dari transformasi infrastruktur dan sistem operasi menjadi proses digitalisasi. Kemudian infrastrukturnya juga dibenahi serta konten aplikasi diperbanyak guna mencapai efisiensi operasi dan ranah pengalaman kustomer.

Kondisi ini menjadi semakin dipercepat pada saat Covid-19 melanda, khususnya di bandara. Misalnya sistem touchless processing yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena saat ini diperlukan sikap hati-hati dalam menyentuh suatu objek secara fisik.

"Kami arahkan untuk beberapa hal yang secara fisik sebelumnya memerlukan kontak fisik atau tatap muka, mulai kita geser dengan pemanfaatan-pemanfaatan digital," ujar Presdir AP II tersebut.

Contohnya, para penyewa gerai di bandara yang diimbau untuk menggunakan sistem pembayaran elektronik atau e-payment, kemudian penerapan sistem virtual asisten konsumen gunamengurangi meja pusat informasi, dan konsep Pre-Clearance Document guna meminimalisasi dokumen fisik dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement