Kamis 02 Jul 2020 15:53 WIB

Pengadilan Turki Mulai Bahas Usulan Hagia Sophia Jadi Masjid

Pengadilan akan mengumumkan putusannya 15 hari ke depan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Hagia Sophia, Istanbul, Turki.
Foto: Wikimedia
Hagia Sophia, Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pengadilan Turki mulai mendengarkan pembahasan seputar status Hagia Sophia yang hendak dijadikan masjid, Kamis (2/7) waktu setempat. Seorang pengacara mengatakan, pengadilan akan mengumumkan putusannya dalam waktu 15 hari dari hari ini tentang museum yang awalnya dibangun sebagai gereja sebelum diubah menjadi masjid oleh Kesultanan Utsmaniyah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengusulkan untuk memperbaharui Hagia Sophia yang menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO itu. Namun usulan pemerintahan Erdogan ini menjadi tema panas yang diperdebatkan dalam politik lokal bahkan menyitan perhatian internasional.

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo pun mendesak Turki untuk membiarkan Hagia Sophia tetap menjadi museum. Sementara kepala agama umat Kristen Ortodoks dunia memperingatkan bahwa konversi situs ke masjid akan menabur perpecahan.

"Mengonversinya menjadi masjid akan mengecewakan umat Kristen dan akan "memecah" Timur dan Barat," ujar Patriark Ekumenis Bartholomew, kepala spiritual dari sekitar 300 juta orang Kristen Ortodoks di seluruh dunia yang berbasis di Istanbul.

Hagia Sophia adalah gereja terkemuka di Susunan Kristen selama 900 tahun dan kemudian menjadi salah satu masjid terbesar Islam selama 500 tahun setelah penaklukan Ottoman di Istanbul. 

Keputusan pemerintah Turki untuk mengubah masjid menjadi museum dibuat pada 1934, yakni saat tahun-tahun awal negara Turki sekuler modern yang didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk.

Kelompok-kelompok Turki telah berkampanye selama bertahun-tahun untuk konversi Hagia Sophia menjadi masjid. Banyak orang Turki berpendapat bahwa status masjid akan lebih mencerminkan identitas Turki sebagai negara yang sangat Muslim. Survei menunjukkan bahwa sebagian besar orang Turki mendukung perubahan situs tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement