Kamis 02 Jul 2020 13:38 WIB

Pemkot Bandung Buka Magang ke Jepang, Gajinya Rp 17 Juta

Warga Bandung berkesempatan magang ke Toyota City Jepang selama 5 bulan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Tim medis Rumah Sakit Gigi dan Mulut Soelastri memeriksa kesehatan gigi lansia. ilustrasi
Foto: Antara/Maulana Surya
Tim medis Rumah Sakit Gigi dan Mulut Soelastri memeriksa kesehatan gigi lansia. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) membuka lowongan magang ke Toyota City, Jepang bagi 80 orang warga Kota Bandung selama 5 bulan. Terlebih dahulu, para peserta yang mendaftar akan diseleksi, diberi pelatihan dan ujian agar bisa lolos.

Kepala Disnaker Kota Bandung, Arief Syaifudin mengatakan magang ke Jepang diperuntukkan bagi perempuan, warga Kota Bandung berusia maksimal 29 tahun dengan pendidikan terakhir D3 Keperawatan atau Kebidanan. Mereka akan ditempatkan magang di rumah sakit lansia yang berada di Toyota City, Jepang.

Baca Juga

"Ini (pendaftaran) masih berlangsung, mau daftar ke dinas ataupun ke online. Kuota 80 orang dibuka dari 15 Juni sampai 4 Juli," ujarnya di Balai Kota Bandung, Kamis (2/7).

Arief mengatakan bagi peserta magang yang berangkat akan mendapatkan gaji per bulan 17 juta. Namun, jika lembur bisa mencapai Rp 23 juta per bulan. Menurutnya, pihak Jepang tertarik merekrut pemagang dari Bandung sebab terbilang ramah-ramah. Katanya, para peserta magang ini akan bekerja di rumah sakit lansia dengan standar yang berbeda dari Indonesia.

Nantinya, seluruh peserta dibekali oleh pelatihan dan kemampuan yang lainnya. Sementara itu, ia mengatakan telah menyalurkan 100 orang peserta yang magang di dalam negeri.

"Kita anggarannya cukup hanya untuk 80 orang (magang ke Jepang)," katanya

Menurutnya, hingga saat ini jumlah peserta yang telah mendaftar baru mencapai 40 orang. Pembukaan lowongan magang yang diselenggarakan pertama ini sekaligus untuk mengetahui minat masyarakat magang menjadi perawat di Jepang.

Ke depan, ia mengungkapkan peserta magang bisa ditempatkan di sektor lainnya seperti industri manufaktur. Menurutnya, pemagangan dilakukan bagian dari mengurangi angka pengangguran dan memecah bonus demografi di Kota Bandung.

"Kita lakukan wirausaha baru, penguatan skill belum cukup makanya go internasional," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement