Kamis 02 Jul 2020 12:34 WIB

China Melacak Keberadaan Muslim Uighur Sejak 2013

Hasil penelitian menunjukkan China sudah melacak keberadaan Muslim Uighur sejak 2013

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Anak muslim Uighur. Hasil penelitian menunjukkan China sudah melacak keberadaan Muslim Uighur sejak 2013. Ilustrasi.
Foto: EPA/Diego Azubel
Anak muslim Uighur. Hasil penelitian menunjukkan China sudah melacak keberadaan Muslim Uighur sejak 2013. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hasil penelitian dari perusahaan keamanan Lookout Threat Intelligence menyatakan bahwa China telah melacak keberadaan Muslim Uighur sejak 2013. Tim Lookout Threat Intelligence menemukan empat alat malware pengintai Android yakni SilkBean, DoubleAgent, CarbonSteal, dan GoldenEagle.

"Tujuan utama dari aplikasi surveillanceware ini adalah untuk mengumpulkan dan mengekstrak data pengguna pribadi ke server perintah dan kontrol," ujar pernyataan Lookout.

Baca Juga

Bukti menunjukkan bahwa komunitas Uighur terdeteksi di 14 negara lainnya termasuk Turki dan Kazakhstan. Mereka telah menemukan bukti bahwa pengawasan itu sebagian besar menargetkan warga Uighur. Mereka juga mengawasi warga Tibet dan komunitas Muslim yang mungkin lebih luas.

"Itu seperti menyaksikan pemangsa mengintai mangsanya di seluruh dunia. Ke mana pun Uighur pergi, sejauh apa pun mereka pergi, apakah itu di Turki, Indonesia, atau Suriah, malware itu mengikuti mereka," ujar seorang insinyur intelijen di Lookout, Apurva Kumar.

Muslim Uighur yang tinggal di wilayah Xinjiang, China telah lama mengalami penganiayaan oleh pemerintah China selama bertahun-tahun. Mereka diduga telah dipaksa mengikuti program pendidikan di kamp-kamp dengan memasukkan ideologi komunis. Bahkan, pemerintah China juga diduga melakukan sterilisasi paksa terhadap Muslim Uighur.

Kelompok Muslim Turki yang memiliki populasi sebesar 45 persen dari populasi penduduk Xinjiang telah lama menuding pemerintah China melakukan diskriminasi budaya, agama, dan ekonomi. Menurut pejabat Amerika Serikat (AS) dan para pakar PBB, sekitar 1 juta orang atau 7 persen dari populasi Muslim di Xinjiang berada dalam kamp-kamp yang mirip penjara. Sejak 2014, penumpasan Muslim Uighur oleh pemerintah China telah memaksa ribuan warga Uighur mencari suaka ke negara-negara lain termasuk Turki dan AS.

https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/chinese-spyware-has-targeted-uighurs-for-years-study/1896788

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement