Kamis 02 Jul 2020 12:31 WIB

Penyuluh Banyuwangi Tingkatkan Nilai Produksi Pertanian

Penyuluh Banyuwangi dorong perubahan pertanian menjadi agribisnis

Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengapresiasi kinerja penyuluh yang mengembangkan peluang dan potensi BPP menjadi penggerak produksi pangan sekaligus destinasi wisata. Khususnya BPP Genteng yang dia nilai ideal sebagai role model dari Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani).
Foto: kementan
Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengapresiasi kinerja penyuluh yang mengembangkan peluang dan potensi BPP menjadi penggerak produksi pangan sekaligus destinasi wisata. Khususnya BPP Genteng yang dia nilai ideal sebagai role model dari Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyuluh pertanian Banyuwangi mendorong perubahan perilaku petani dari produsen pangan menjadi wirausahawan agribisnis. Tujuannya, meningkatkan nilai tambah hasil panen petani menjadi produk olahan yang dibeli wisatawan sebagai oleh-oleh khas Banyuwangi. 

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengapresiasi kinerja penyuluh yang mengembangkan peluang dan potensi BPP menjadi penggerak produksi pangan sekaligus destinasi wisata. Khususnya BPP Genteng yang dia nilai ideal sebagai role model dari Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani).

"BPP Genteng melaksanakan fungsi KostraTani yang relatif ideal. Apa yang diinginkan pusat, telah dilaksanakan di Banyuwangi oleh BPP Genteng," kata Dedi Nursyamsi di Jakarta, Selasa (30/6) pada koordinasi virtual dengan Arif Setyawan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Banyuwangi di kantornya.

Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa Kementan khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) berupaya mengembangkan penyuluh menjadi agen utama di dalam pembangunan pertanian, sehingga organisasi penyuluhan pertanian (BPP) menjadi centre of excellent. 

Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Arif Setyawan mengatakan kunci keberhasilan Banyuwangi merupakan implementasi kebijakan Bupati Azwar Anas, mengusung ikon Sunrise of Java. Maksudnya, seluruh program pembangunan di Banyuwangi termasuk pertanian, muaranya mendukung pengembangan potensi pariwisata di tiap kecamatan.

"Luasan dan sumberdaya alam Banyuwangi, potensinya luar biasa. Mulai dari laut, gunung, hutan, sungai bahkan tambang yang sangat mendukung pembangunan pertanian sekaligus pariwisata," kata Arif Setyawan di Banyuwangi, yang mengenakan busana khas Osing didampingi para pejabat struktural, koordinator penyuluh dan koordinator empat BPP Percontohan. 

Menurutnya, Banyuwangi mengembangkan penyuluh menjadi entrepreneur. Caranya? Mengubah mindset-nya, tidak hanya orangnya, juga tempat mereka bekerja. Memenuhi biaya operasional penyuluhan (BOP) serta mendorong pengembangan potensi tiap kecamatan.

Dedi Nursyamsi menambahkan KostraTani merupakan upaya pemberdayaan BPP meliputi prasarana dan sarana, teknologi informasi, pembelajaran dan pendukung lain, pelatihan fungsional dan teknis pertanian, kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan petani hingga korporasi.

"Pengembangan korporasi, memberdayakan petani untuk membangun pertanian primer tingkat desa, selanjutnya pertanian sekunder di kecamatan. Pertanian sekunder menjadi cikal bakal korporasi, sejatinya pengelolaan pertanian hulu ke hilir sebagai bisnis pertanian," katanya.

Program dan kebijakan tersebut, katanya, menjadi agenda utama Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengembangkan KostraTani, untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan 267 juta penduduk.

"Singkatnya, KostraTani menjalankan lima peran utama sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan," kata Dedi mengutip arahan Mentan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement