Kamis 02 Jul 2020 03:21 WIB

Masyarakat AS Kian Cemas dengan Pandemi Covid-19

Jumlah kasus baru di seluruh AS meningkat tajam

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Akbar
Seorang wanita sepatu roda berada di jalan di lingkungan Little Italy New York, AS, Sabtu (11/4). Kota New York masih dianggap sebagai pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat dan meminta para orang-orang untuk tetap tinggal di rumah untuk menghentikan penyebaran virus sehingga dapat meminimalkan jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan pertolongan medis.
Foto: EPA-EFE/JASON SZENES
Seorang wanita sepatu roda berada di jalan di lingkungan Little Italy New York, AS, Sabtu (11/4). Kota New York masih dianggap sebagai pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat dan meminta para orang-orang untuk tetap tinggal di rumah untuk menghentikan penyebaran virus sehingga dapat meminimalkan jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan pertolongan medis.

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK--Jajak pendapat Reuters/Ipsos menemukan peningkatan jumlah kasus infeksi hingga titik tertinggi baru-baru ini memicu masyarakat Amerika Serikat (AS) semakin khawatir dengan penyebaran virus corona. Jumlah kasus baru di seluruh AS meningkat tajam dan kasus kematian tembus 127 ribu lebih.

Dalam survei yang diadakan pada 29 dan 30 Juni ini sekitar 81 persen orang dewasa Amerika mengatakan mereka 'sangat' atau 'cukup' khawatir dengan pandemi. Persentase masyarakat yang khawatir lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang digelar pada 11 dan 12 Mei.

Tampaknya semakin banyak simpatisan Partai Republik yang mendukung Presiden Donald Trump mengkhawatirkan pandemi virus korona. Sebelumnya mereka tidak terlalu bersemangat menggunakan masker di ruang publik atau diam di rumah walaupun virus korona sudah menjangkiti 2,6 juta warga AS.

Dalam jajak pendapat 8 dan 9 Juni lalu sebanyak 26 persen responden mengatakan mereka menginginkan kandidat yang memiliki rencana ekonomi yang kuat. Sementara itu, 21 persen lainnya ingin yang memiliki kemampuan menanggulangi pandemi.

Dalam jajak pendapat yang dirilis pada Rabu (1/7) ini sekitar tujuh dari 10 pendukung Republik mengatakan secara pribadi mereka cukup khawatir dengan penyebaran virus. Naik dari survei sebelumnya yang sebesar enam dari 10 pendukung Republik.

Sementara tingkat kekhawatiran pendukung Partai Demokrat tidak berubah sejak beberapa pekan lalu. Sebanyak sembilan dari 10 pendukung Demokrat menyatakan mereka khawatir dengan virus korona.

Perubahan sikap pendukung Partai Republik ini terjadi setelah jumlah kasus baru meningkat di seluruh negeri. Terutama di negara bagian-negara bagian yang lambat dalam merespon pandemi dan terlalu cepat melonggarkan kebijakan pembatasan sosial seperti Arizona, Texas dan Florida. Sejumlah daerah menarik rencana pelonggaran.

Pada Selasa (30/6) lalu pakar penyakit menular pemerintah AS, Dr. Anthony Fauci mengatakan jumlah kasus infeksi virus korona di Amerika bisa bertambah 100 ribu per hari. Bila pemerintah seluruh negeri tidak segera mengambil tindakan untuk menahan laju penyebaran.  

Menurut jajak pendapat pandemi semakin mengambil alih kampanye presiden 2020. Meruntuhkan prioritas lain.

Ketika ditanya tentang 'faktor terpenting' yang menentukan suara mereka. Sekitar 27 persen responden mengatakan rencana kandidat dalam membantu negeri pulih dari pandemi virus korona. Sekitar 21 persen lainnya mengatakan rencana kandidat dalam meningkatkan ekonomi.

Mantan wakil presiden Joe Biden sedikit lebih unggul dibandingkan Trump. Sekitar 40 persen respon mengatakan mereka menyetujui langkah Trump merespon virus korona.

Sementara 56 persen di antaranya mengatakan tidak setuju dan 41 persen di antaranya mengatakan Biden dapat merespons pandemi dengan lebih baik. Hanya 34 persen yang mengatakan Trump lebih baik.

Secara keseluruhan Biden mendapatkan dukungan lebih banyak 8 poin di antara pemilih terdaftar. Pekan lalu mantan wakil Barack Obama itu unggul 10 poin di jajak pendapat yang sama.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement