Rabu 01 Jul 2020 23:42 WIB

UKM Alas Kaki Lakukan Ekspor di Tengah Covid-19

Kemenperin menilai pandemi tidak menyurutkan langkah UKM untuk lakukan ekspor

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja menyelesaikan produksi alas kaki. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengapresiasi keberhasilan PT Indoto Tirta Mulia atas ekspor perdana produk alas kaki di tengah pandemi Covid-19. Produk tersebut diekspor ke Singapura dengan nilai lebih dari Rp 500 juta.
Foto: ANTARA/RAISAN AL FARISI
Pekerja menyelesaikan produksi alas kaki. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengapresiasi keberhasilan PT Indoto Tirta Mulia atas ekspor perdana produk alas kaki di tengah pandemi Covid-19. Produk tersebut diekspor ke Singapura dengan nilai lebih dari Rp 500 juta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengapresiasi keberhasilan PT Indoto Tirta Mulia atas ekspor perdana produk alas kaki di tengah pandemi Covid-19. Produk tersebut diekspor ke Singapura dengan nilai lebih dari Rp 500 juta. 

Perlu diketahui, PT Indoto Tirta Mulia merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang menjadi salah satu peserta Export Coaching Program pada 2019. Export Coaching Program adalah program pendampingan ekspor bagi pelaku UKM yang diinisiasi Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia(PPEI), Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN). 

“Keberhasilan PT Indoto Tirta Mulia mencetak ekspor membuktikan, pandemi tidak menyurutkan langkah UKM terus berkarya dan breprestasi. Kementerian Perdagangan yang menjadi bagian dari keberhasilan ini juga sangat bangga atas kegigihan PT Indoto Tirta Mulia memanfaatkan peluang di tengah pandemi Covid-19,” ujar Agus melalui siaran pers yang diterima Republika pada Rabu, (1/7).

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menambahkan, pencapaian ekspor yang diraih ini merupakan hasil dari komitmen dan kerja keras pelaku usaha  dalam program pendampingan ekspor. "Export Coaching Program, bertujuan agar para pelaku usaha mampu menjalankan bisnis ekspor secara efektif, melakukan perbaikan dan peningkatan berbagai hal seperti manajemen, produksi, promosi, pemasaran, serta saat berlangsungnya proses ekspor," tuturnya. 

Ia menyebutkan, pada Januari sampai Juni 2020, Export Coaching Program telah mmencetak tiga UKM yang berhasil mengekspor secara langsung, ke Spanyol, Korea Selatan, dan Singapura. Sementara pada 2019, Export Coaching Program mencatatkan prestasi dengan mencetak 41 eksportir baru.

Kepala Balai Besar PPEI Noviani Vrisvintati menjelaskan, program pendampingan ekspor merupakan kegiatan pembinaan bagi pelaku usaha berorientasi ekspor. Ini bertujuan mencapai kondisi siap ekspor melalui serangkaian kegiatan yang berlangsung kurang lebih selama satu tahun. 

Program pendampingan ini terdiri dari delapan tahapan kegiatan. Meliputi lokakarya (workshop) dan verifikasi perusahaan, training of exporter, pendampingan produk, pendampingan pengembangan pasar (market development), training of exporter lanjutan, penjajakan kesepakatan dagang (business matching), progress monitoring, hingga evaluasi.

Selama 2020, kegiatan Export Coaching Program dilaksanakan di empat daerah yaitu Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Banyuwangi. Targetnya, sebanyak 100 perusahaan dapat menjadi eksportir baru. Hanya saja dikarenakan sejumlah kendala akibat pandemi global. Termasuk kebijakan pemerintah di daerah, Export Coaching Program wilayah Jawa Barat untuk tahap ke-2 sampai dengan ke-8 akan dilanjutkan pada 2021. 

Sementara Kemendag mencatat, ekspor alas kaki Indonesia pada Januari sampai April 2020 tercatat sebesar 1,76 miliar dolar AS. Nilai itu meningkat 15,77 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat sebesar 1,52 miliar dolar AS. Sedangkan ekspor produk alas kaki pada 2019 mencapai 4,41 miliar dolar AS. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement