Rabu 01 Jul 2020 20:20 WIB

Kasus Covid-19 di Brasil Tembus 1,4 Juta Jiwa

Dalam 24 jam terakhir tercatat 33.846 kasus baru Covid-19 di Brasil

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Dokter dari Angkatan Bersenjata melakukan tes COVID-19 cepat untuk penduduk asli Yanomami di wilayah Waikas di Auaris, Brasil, 30 Juni 2020.
Foto: EPA-EFE/Joedson Alves
Dokter dari Angkatan Bersenjata melakukan tes COVID-19 cepat untuk penduduk asli Yanomami di wilayah Waikas di Auaris, Brasil, 30 Juni 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA - Kementerian Kesehatan Brasil pada Selasa mengumumkan laporan terbaru Covid-19 yakni 1.402.041 kasus dan 59.594 kematian. Dalam 24 jam terakhir tercatat 33.846 kasus baru dan 1.280 kematian, menurut kementerian.

Kementerian juga mengatakan hingga kini 790.040 pasien Covid-19 di Brasil dinyatakan sembuh. Negara bagian Sao Paulo, yang penduduknya paling padat di Brazil, menjadi wilayah paling terdampak wabah Covid-19 dengan 281.380 kasus dan 14.763 kematian. Negara bagian Rio de Janeiro berada di urutan selanjutnya dengan 112.611 kasus dan 10.080 kematian.

Baca Juga

Wabah corona di Brasil bukan hanya berdampak pada kondisi ekonomi negara kiblat sepak bola dunia itu. Akan tetapi juga menimbulkan ketegangan politik, terutama terkait posisi Presiden Brasil Jair Bolsonaroyang menghadapi banyak kritik baik dari kalangan oposisi maupun komunitas medis.

Bolsonaro berselisih pendapat dalam menghadapi corona dengan kalangan otoritas medis. Sejak corona menginfeksi warga Brasil, yang ditularkan lewat turis kaya warga Brasil yang pulang dari plesir di Eropa, Bolsonaro kehilangan dua menteri kesehatannya.

Bolsonaro tak menganggap serius pembatasan sosial. Ia mengatakan penutupan kota bisa lebih berbahaya daripada virus corona karena bisnis bisa berhenti dan rakyat kehilangan mata pencaharian.

Bolsonaro bahkan turun ke jalan bersama para pendukungnya yang memprotes pemberlakuan karantina wilayah yang diterapkan para gubernur negara-negara bagian di negeri yang melahirkan pemain bola legendaris Ronaldinho itu.

sumber : Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement