Rabu 01 Jul 2020 20:43 WIB

Peserta Yudisium Daring UMM Kenakan Pakaian Adat

Prosesi yudisium dilakukan untuk saling menunjukkan budaya daerah masing-masing.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang (FKIP UMM) menggelar Yudisium Periode II Tahun 2020 secara daring, Rabu (1/7).
Foto: dok. Humas UMM
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang (FKIP UMM) menggelar Yudisium Periode II Tahun 2020 secara daring, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang (FKIP UMM) menggelar Yudisium Periode II Tahun 2020 secara daring, Rabu (1/7). Para calon wisudawan/wisudawati tak hanya mengenakan pakaian formal, tetapi mengenakan baju adat masing-masing daerah.

Ketua Pelaksana Yudisium FKIP UMM, Sugiarti, mengatakan, tujuan mengenakan pakaian adat masing-masing daerah untuk memupuk semangat kebangsaan di tengah wabah. Prosesi yudisium dilakukan di tempat masing-masing sehingga menjadi momen tepat untuk saling menunjukkan budaya daerah masing-masing.

Baca Juga

"Dengan begini akan terlihat, kita memang berbeda-beda tetapi tetap satu Indonesia. Semangat ini penting untuk digarisbawahi kembali di tengah wabah agar kita bisa saling menguatkan," jelas Sugiarti dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (1/7).

Di dalam sambutannya, Dekan FKIP, Poncojari wahyono memberi pesan kepada para peserta untuk “SIAP KERJA”. Huruf 'S' berarti selalu bersyukur sedangkan 'I' bermakna ikhtiar. Huruf 'A' berarti amanah, sementara 'P' mengartikan peduli. "Dan kerja ini ada lima AS, yaitu kerja keras, kerja cerdas, kerja mawas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas,” jelasnya.

Mengingat kegiatan ini digelar di tengah suasana pandemi, FKIP UMM memutuskan untuk menggratiskan kegiatan yudisium. Hal ini dilakukan sebagai bentuk empati kepada para orang tua atau wali mahasiswa yang terdampak pandemi Covid-19 secara ekonomi. Harapannya, bisa meringankan beban orang tua atau wali mahasiswa yang mungkin terimbas dampak musibah.

Lulusan Terbaik dengan IPK 3,95, Suci Puspita Sari mengenang bagaimana FKIP UMM telah mengubahnya dari seorang lulusan SMA penuh harapan menjadi cerdikiawan yang siap berkontribusi untuk negeri. Ia berharap FKIP UMM terus maju dan menjadi yang terbaik. “Semoga almamater terus menghasilkan calon pendidik profesional dan selalu menjadi yang terbaik untuk bangsa ini,” kata wisudawati dari Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement