Rabu 01 Jul 2020 17:45 WIB

Menakar Rasio Kesembuhan dan Kematian Covid-19 di Tanah Air

Kasus sembuh Covid-19 di Tanah Air tercatat terus bertambah.

Petugas medis menunggu warga saat tes Swab massal di Dinas Kesehatan Bantul, Yogyakarta, Selasa (23/6). Indonesia tercatat memiliki lebih banyak daerah dengan angka kesembuhan Covid-19 yang lebih tinggi. Secara rata-rata tingkat kesembuhan Covid-19 di Indonesia masih lebih rendah dari angka global.
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Petugas medis menunggu warga saat tes Swab massal di Dinas Kesehatan Bantul, Yogyakarta, Selasa (23/6). Indonesia tercatat memiliki lebih banyak daerah dengan angka kesembuhan Covid-19 yang lebih tinggi. Secara rata-rata tingkat kesembuhan Covid-19 di Indonesia masih lebih rendah dari angka global.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Rr Laeny Sulitsyawati, Antara

Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia masih lebih rendah dari angka global sebesar 54,23 persen. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan, hasil kajian yang dihimpun dari data sepekan terakhir menunjukkan tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Tanah Air baru 43,2 persen.

Baca Juga

Angka ini didapat dari jumlah pasien sembuh nasional per hari ini, 25.595 orang. Serta akumulasi kasus positif sebanyak 57.770 orang.

Kendati lebih rendah dari angka global, namun Indonesia memiliki lebih banyak daerah dengan tingkat kesembuhan yang tinggi. Artinya, ada perbedaan yang cukup besar di beberapa daerah di Indonesia terkait pandemi Covid-19 ini.

Ada beberapa daerah dengan perkembangan kasus yang cukup parah, namun ada pula daerah yang mampu menekan angka penularan dan meningkatkan angka kesembuhan.

"Memang Indonesia lebih rendah dari angka global 54,23 persen. Namun kalau kemudian kita teliti di setiap provinsi ada 18 provinsi yang memiliki presentasi kesembuhan di atas rata-rata dunia itu. Bahkan 13 provinsi memiliki persentase kesembuhan di atas 70 persen," jelas Yurianto dalam keterangan pers, Rabu (1/7).

Ketiga belas provinsi dengan tingkat kesembuhan di atas 70 persen tersebut antara lain, Sumatra Barat dengan skor 81,1 persen, Riau dengan 73,5 persen, Bengkulu 71,2 persen, Lampung 79,3 persen, Bangka Belitung 86,8 persen, dan Kepulauan Riau dengan 81,6 persen.

Provinsi lain yang memiliki angka kesembuhan tinggi adalah DI Yogyakarta 85,3 persen, Kalimantan Barat dengan 81,9 persen, Kalimantan Timur 73,7 persen, Kalimantan Utara 75,5 persen, Sulawesi Tengah dengan 82,3 persen, Gorontalo dengan 80,2 persen, dan Sulawesi Barat dengan angka kesembuhan 72,8 persen.

"Kesembuhan ini bisa dicapai karena memang secara dini kita bisa temukan kasus Covid terkonfirmasi dengan gejala ringan-sedang yang bisa segera ditangani di rumah sakit," ujar Yurianto.

Sementara itu rasio jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia terhadap jumlah kumulatif kasus positif di Tanah Air per Rabu (1/7) sebesar 5,09 persen. Artinya, tingkat kematian pasien Covid-19 di Indonesia masih lebih rendah dari angka globalnya, yakni 5,28 persen. Sebanyak 23 provinsi juga mencatatkan tingkat kematian pasien Covid-19 kurang dari 5,28 persen.

Yurianto menjelaskan, semakin turunnya tingkat kematian akibat Covid-19 di Indonesia disebabkan kemampuan fasilitas kesehatan untuk menampung dan menangani pasien positif. "Ini gambaran Covid bisa disembuhkan. Angka sembuh terus bertambah dengan seiring waktu karena memang beban layanan rumah sakit rata-rata masih di kisaran 55-59 persen. Sehingga kita masih bisa melakukan pelayanan dengan baik," kata Yurianto.

Yurianto merinci, tingkat hunian rumah sakit secara nasional masih sebesar 55,59 persen dari kapasitasnya. Bahkan pemerintah mencatat ada 21 provinsi yang melaporkan tingkat hunian rumah sakit di bawah 55,59 persen. Hanya ada lima provinsi yang mencatatkan tingkat hunian cukup tinggi, di atas angka nasional, yakni Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Papua, dan NTB.

Tapi yang perlu disadari, kendati angka kesembuhan di Indonesia cukup tinggi, namun jumlah penambahan kasus harian Covid-19 juga masih tinggi. Hari ini saja ada penambahan kasus positif sebanyak 1.385 orang dalam 24 jam terakhir.

Meski jumlah kasus positif terinfeksi virus corona SARS-CoV2 kini lebih dari 1.000 orang per hari, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengklaim angka positivity rate Corona yakni rasio antara jumlah orang yang mendapat hasil positif lewat tes Corona dengan total jumlah tes lebih rendah. Sebab, jumlah orang yang diperiksa untuk deteksi virus ini juga meningkat.

Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengutip data positivity rate di Indonesia sebesar 13 persen saat pertengahan Mei 2020. Pada tengah Mei, ia mencatat sebanyak 3.448 orang positif Covid-19 selama satu pekan atau artinya per hari sekitar 400-500 orang positif. Ketika itu orang yang diperiksa menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) sebanyak 26 ribu orang dan 3.448 di antaranya positif maka positivity ratenya sekitar 13 persen.

"Sementara sekarang kita lihat di pekan terakhir sampai 28 Juni 2020, kita sama-sama tahu kasus positif tinggi diatas 1.000 orang per hari atau ada 8.227 kasus positif per pekan yang artinya kasus positif per hari bisa di atas 1.000 orang. Tetapi orang yang diperiksa PCR per hari mencapai 55 ribu orang, jadi kalau 8.227 orang positif Covid-19 dibagi 55 ribu maka positivity ratenya 12 persen atau jauh lebih rendah," ujarnya saat konferensi virtual bertema Covid-19 Dalam Angka, Rabu (1/7).

Ketika positivity rate turun, dia melanjutkan, artinya kecepatan penularan lebih lambat dibandingkan sebelumnya. Selain itu, ia menyebutkan jumlah tes PCR meningkat karena termasuk memeriksa orang tanpa gejala (OTG) yang minim gejala dan hasilnya orang yang terinfeksi virus lebih rendah. Ia mengklaim angka positifnya jauh lebih rendah karena orang yang diperiksa lebih banyak.

"Jadi jangan melihat sesuatu dari angka bulatnya (kasus positif total saja per hari)," katanya.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan hingga 28 Juni 2020 terdapat 53 daerah di Indonesia dengan status risiko kenaikan tinggi. "Dilihat dari risiko kenaikan kasus Covid-19 per kabupaten dan kota di Indonesia, saat ini ada 53 kabupaten kota dengan risiko kenaikan kasus tinggi," katanya.

Kemudian terdapat pula 177 kabupaten dan kota dengan risiko sedang dan 185 daerah risiko rendah serta 99 kabupaten dan kota yang tidak ada kasus baru. Ia mengatakan jika melihat perubahan peta zonasi risiko Covid-19 per kabupaten dan kota maka pada 11 Mei dan berlanjut 7 Juni, 14 Juni, 21 Juni serta 28 Juni 2020 terlihat perubahan dinamika peta tersebut.

"Dari peta tersebut terlihat paling tidak untuk risiko rendah dan daerah yang tidak terdampak pada Mei ada 46,7 persen sedangkan pada 7 Juni terjadi penurunan menjadi 44,36 persen dan membaik jadi 52,53 persen pada 14 Juni," katanya.

Namun, kata Wiku Adisasmito, pada 21 Juni terjadi peningkatan yaitu 58,37 persen dan kembali turun pada 28 Juni yakni 55,44 persen. Hal ini menandakan dinamika perubahan sering terjadi maka dari kabupaten dan kota harus terus memantau dan memastikan protokol kesehatan dengan ketat.

Pemerintah menganalisis perubahan zonasi risiko setiap minggunya berdasarkan data kumulatif mingguan. Analisa perubahan dilihat dari angka dua pekan lalu yaitu 21 Juni ke 28 Juni 2020.

Berdasarkan data yang dihimpun Gugus Tugas terdapat 19 kabupaten dan kota dari risiko tinggi berpindah ke risiko sedang. Kemudian sebanyak 14 kabupaten kota dari risiko sedang menjadi risiko tinggi.

Lalu, ebanyak 31 kabupaten dan kota dari risiko sedang berpindah ke risiko rendah. Satu kabupaten atau kota dari risiko rendah ke risiko tinggi.

Selanjutnya sebanyak 37 kabupaten dan kota dari risiko rendah menjadi risiko sedang. Terakhir terdapat tujuh kabupaten dan kota dari risiko rendah menjadi tidak ada kasus baru.

Hari ini terdapat tambahan 1.385 orang dalam 24 jam terakhir. Dari angka tersebut, DKI Jakarta kembali menjadi provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak yakni 217 orang. Menyusul kemudian ada Jawa Timur dengan 185 kasus baru, Jawa Tengah dengan 173 kasus baru, Maluku dengan 173 kasus, Maluku Utara 147 kasus, dan Sulawesi Selatan dengan 130 kasus baru.

Angka positif ini didapat dari pemeriksaan terhadap 21.738 spesimen dalam satu hari terakhir, sehingga total spesimen yang telah diperiksa sebanyak 825.636 unit. Angka kumulatif kasus positif Covid-19 di Indonesia sampai saat ini sebanyak 57.770 orang.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, terdapat 16 provinsi yang pada hari ini melaporkan angka penambahan kasus kurang dari 10 orang. Bahkan ada lima provinsi yang mencatatkan penambahan nol kasus pada har ini.

Per hari ini tercatat ada 789 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Beberapa provinsi juga melaporkan jumlah pasien sembuh yang lebih banyak ketimbang penambahan pasien positif. Bali misalnya, melaporkan ada 34 kasus positif baru dan 62 pasien sembuh.

photo
Angka kematian Covid-19 per 100 ribu penduduk - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement