Rabu 01 Jul 2020 17:32 WIB

Objek Wisata Milik Perhutani di Banyumas Gunakan QRIS

Penggunaan QRIS juga akan diperluas ke pasar tradisional.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fuji Pratiwi
Safari Adventure Baturraden. Safari Adventure Baturraden menjadi salah satu dari 13 objek wisata yang menerapkan sistem pembayaran nontunai menggunakan QRIS.
Foto: safaribaturraden.com
Safari Adventure Baturraden. Safari Adventure Baturraden menjadi salah satu dari 13 objek wisata yang menerapkan sistem pembayaran nontunai menggunakan QRIS.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Untuk masuk ke objek wisata milik Perum Perhutani KPH Banyumas Timur yang berada di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pengunjung tak lagi harus membeli tiket secara tunai. Namun bisa dengan menggunakan cara nontunai memindai kode QR menggunakan QRIS yang ada di ponsel pengunjung.

Penggunaan metode QRIS dalam pembelian tiket masuk objek wisata ini ditandai dengan pencanangan penggunaan QRIS melalui di objek wisata Baron Forest Adventure di Desa Sokawera Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah pada Rabu (1/7). ''Dengan pencanangan ini, wisatawan yang hendak masuk ke 13 objek wisata di bawah Perhutani KPH Banyumas Timur, bisa menggunakan QRIS,'' kata Direktur Perhutanan Sosial Perum Perhutani, Natalas Anis Harjanto.

Baca Juga

Ketigabelas objek wisata yang bisa menggunakan QRIS dalam transaksi penjualan tiket masuknya, terdiri dari obyek wisata Curug Cipendok, Hutan Pinus Limpakuwus, Pendakian Gunung Prau Dwarawati, Curug Sinom Indah, Kalianget, Pinesan Rest Area, Curug Gomblang, Curug Song, Curug Bayan, Baturraden Adventure Forest, Curug Jenggala, Baron Forest Adventure, dan Safari Adventure Baturraden.  

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Samsun Hadi, menyatakan akan terus mendorong implementasi dan penggunaan transaksi nontunai di masyarakat khususnya penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) pada semua jenis transaksi di masyarakat. ''Salah satu yang kita dorong adalah di sektor pariwisata,'' kata Samsun.

Dengan penggunaan QRIS di sektor pariwisata, dia menyatakan, transaksi yang berlangsung di objek wisata akan menjadi lebih mudah dan nyaman bagi pengunjung. Terlebih pada masa normal baru yang menuntut setiap orang untuk tetap menerapkan jaga jarak fisik.

Dia juga menyatakan, penggunaan QRIS dalam penjualan tiket masuk objek wisata akan mempermudah pemantauan dan analisis dalam pencatatan transaksi oleh pengelola wisata. ''Ke depan, QRIS juga akan diimplementasikan pada lokasi wisata lain di Banyumas, baik yang dikelola oleh pemerintah daerah maupun pihak swasta,'' kata Samsun.

Selain di sektor pariwisata, Samsun menyatakan, KPw BI Purwokerto juga akan  mendorong implementasi QRIS pada seluruh transaksi bagi pedagang di Pasar Manis Purwokerto sebagai percontohan QRIS di pasar tradisional. "Ke depan, implementasi QRIS juga akan diterapkan di pasar-pasar tradisional lain di Banyumas,'' kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement