Rabu 01 Jul 2020 15:50 WIB
Gus Dur

Kiai Abdurrahmad Wahid dan Mobil Herbert Feith

Kisah suka duka bersama Gus Dur di Australia

Presiden Abduurahman Wahid (Gus Dur) semasa muda tengah mengetik artikel.
Foto: Google.com
Presiden Abduurahman Wahid (Gus Dur) semasa muda tengah mengetik artikel.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fachry Ali MA, Pengamat Sosial Keagamaan.

Indonesianis Herbert Feith sebenarnya sangat jarang menggunakan mobil tuanya ke kampus Monash University. Ia lebih memilih mengayuh sepeda dari rumah di Jl Kyara ke kampus yang berjarak 15 km. Hanya saja ketika ada kawan-kawannya nya datang dari berbagai pelosok dunia ia memilih menggunakan mobil —untuk tujuan membantu transportasi.


Nah, untuk konprensi di Monash University yang dihadiri Kiai Abdurrahman Wahid, seperti pt telah saya ceritakan kemarin (30 Juni 2020), mobil tua itu keluar bersama Herbert Feith.
Beberapa kawan, dalam perjalanan ke bukit Dandenong, ikut serta di dalam mobil Herbert Feith.

Dan karena berempati, saya juga menawarkan kepada Kiai Abdurrahman Wahid agar turut serta dalam mobil Herbert Feith. "Kan lebih enak, dalam hati saya, sesama senior duduk dlm satu mobil. Yang yunior biar bersama saya,'' kata saya.

Tetapi Kiai Abdurrahman Wahid malah menjawab balik: ‘Saya naik mobil Fachry saja. Biar yang lain ikut Herb,"’ panggilan akrab Herbert Feith.


Ketika pulang, teman-teman yang naik mobil Herb bercerita begini. "Gawat bener," kata mereka.

"Mengapa?’"

Mereka menjawab: "Dalam menyetir Pak Herb suka menengok ke belakang untuk menjawab pertanyaan mereka yang duduk di belakang. Padahal, jalan bukit Dandenong sedang menanjak dan berliku."

Maka saya pun kemdian bertanya kepada Kiai Abdurrahman Wahid: ‘Itu sebabnya Cak Dur tidak mau naik mobil Pak Herb?" tukas saya.

Kiai Wahid langsung tertawa ngakak.

"Bukan hanya itu saja Fachry,"sambungnya. "Beberapa tahun lalu saya ikut mobil dia. Masuk ke mobil harus lewat jendela. Soalnya pintu mobil tidak bisa dibuka,'' kata Kiai Wahid, atau Gus Dur, atau Cak Dur sembari tertawa lepas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement