Rabu 01 Jul 2020 13:47 WIB

Kementan: Indonesia Masuk Masa Puncak Panen Gula Tebu

Produksi gula hingga akhir bulan Juli ini diperkirakan bakal mencapai 530 ribu ton

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Panen tebu, (ilustrasi). Kementan memprediksi Indonesia akan memasuki masa puncak panen tebu.
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Panen tebu, (ilustrasi). Kementan memprediksi Indonesia akan memasuki masa puncak panen tebu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan puncak produksi gula tebu mulai berlangsung hingga Agustus mendatang. Prediksi produksi gula hingga akhir bulan Juli ini diperkirakan bakal mencapai 530 ribu ton. Kementan berharap harga gula di tingkat hilir bakal terus mengalami penurunan sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono, mengatakan, masih terdapat kemungkinan produksi pada Agustus mendatang kembali naik hingga 540 ribu ton. Selanjutnya volume produksi akan kembali menurun secara perlahan hingga akhir tahun nanti.

Baca Juga

"Sudah ada perkembangan dari produksi gula karena puncak giling sudah memasuki masa puncak," kata Kasdi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, Rabu (1/7).

Ia mengatakan, meskipun demikian, harga gula di tingkat eceran masih cukup tinggi. Namun tren harga gula secara umum mengalami penurunan 15,8 persen pada periode 4 Mei hingga 26 Juni 2020 dari Rp 18 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp 15 ribu per kg.

"Meskipun belum mencapai HET, tapi harga gula (di konsumen) terus terjadi tren penurunan," kata dia menambahkan.

Soal adanya tekanan harga di tingkat petani, Kasdi mengatakan hal itu dikarenakan persoalan distribusi. Ditjen Perkebunan kata dia sudah bekerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan untuk memperlancar distribusi gula dari petani ke pasar.

Selanjutnya, Kementan akan memfasilitasi operasi pasar gula menggunakan produksi gula petani agar harga tidak terus mengalami penurunan yang merugikan petani. "Kami ikut menangani masalah distribusi meskipun itu sebenarnya bukan ranah kami," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, rata-rata kebutuhan gula konsumsi setiap tahun sekitar 3 juta ton. Adapun produksi dalam negeri berkisar 2,1 juta - 2,2 juta ton. Dari produksi itu, petani mandiri dan BUMN memproduksi sekitar 1,4 juta ton. Selain itu, swasta juga memasok 700 ribu - 800 ribu ton per tahun. Total perusahaan produsen gula saat ini menjadi 24 perusahaan dengan 58 pabrik gula. 

Adapun sisanya, sekitar 800 ribu - 900 ribu ton gula dipenuhi dari keran  impor. Sebagian besar diimpor dalam bentuk raw sugar (mentah) dan sisanya diimpor dalam bentuk gula kristal putih yang siap dikonsumsi masyarakat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement