Rabu 01 Jul 2020 13:28 WIB

Inggris tak akan Akui Kedaulatan Israel Atas Tepi Barat

PM Johnson mengatakan pencaplokan Tepi Barat melanggaran hukum internasional.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang gembala Palestina menggembalakan kawanannya di sebelah desa Tepi Barat Al Fasayil, di Lembah Yordan, Selasa, 30 Juni 2020. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya bertekad untuk melaksanakan janjinya untuk mulai mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki, mungkin secepat Rabu.
Foto: AP / Oded Balilty
Seorang gembala Palestina menggembalakan kawanannya di sebelah desa Tepi Barat Al Fasayil, di Lembah Yordan, Selasa, 30 Juni 2020. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya bertekad untuk melaksanakan janjinya untuk mulai mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki, mungkin secepat Rabu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendesak Israel agar tak mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat. Dia bahkan menyatakan tak akan mengakui kedaulatan Israel atas wilayah yang dicaploknya jika hal itu dilakukan secara unilateral.

Hal itu disampaikan Johnson melalui sebuah opini yang diterbitkan surat kabar Israel Yediot Aharonot pada Rabu (1/7). Dalam tulisannya, Johnson menyebut dirinya sebagai “teman Israel”. Hal itu mengingat dia pernah bekerja di Kibbutz, sebuah komunitas kolektif di Israel yang fokus pada bidang agrikultura.

Baca Juga

“Inggris selalu berdiri di samping Israel dan haknya untuk hidup sebagaimana bangsa lainnya dalam perdamaian dan keamanan. Komitmen kami terhadap keamanan Israel tidak akan tergoyahkan selagi saya (menjabat) Perdana Menteri Inggris,” kata Johnson dalam tulisannya, seperti dikutip laman Israel National News.

Kendati demikian, dia menilai pencaplokan Tepi Barat akan membahayakan kemajuan yang telah dibuat Israel dalam membangun hubungan dengan sejumlah negara Arab. Di sisi lain, tindakan demikian melanggar hukum internasional. “Saya ingin melihat hasil yang memberikan keadilan bagi Israel dan Palestina,” ujar Johnson.

Dia berharap rencana pencaplokan Tepi Barat tidak dilanjutkan. “Jika dilanjutkan, Inggris tidak akan mengakui perubahan apa pun pada garis 1967, kecuali yang disepakati antara kedua belah pihak (Israel-Palestina),” katanya.

Netanyahu telah memutuskan menunda pencaplokan Tepi Barat yang awalnya diagendakan dilaksanakan pada Rabu (1/7). Dalam pernyataannya pada Selasa lalu, dia mengisyaratkan masih menjalin komunikasi dengan Amerika Serikat (AS).

Netanyahu tak menampik bahwa pencaplokan Tepi Barat merupakan proses yang rumit. Terdapat banyak pertimbangan diplomatik dan keamanan yang tidak dapat dia bahas secara publik. "Kami mengatakan bahwa (pencaplokan) akan terjadi setelah 1 Juli,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement