Selasa 30 Jun 2020 17:47 WIB

Inggris Tutup Leicester karena Gelombang Baru Covid-19

Leicester diisolasi setelah wabah Covid-19 kembali menyebar di kota itu

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Leicester diisolasi setelah wabah Covid-19 kembali menyebar di kota itu. Ilustrasi.
Foto: EPA
Leicester diisolasi setelah wabah Covid-19 kembali menyebar di kota itu. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LEICESTER -- Pemerintah Inggris telah memberlakukan isolasi ketat di Leicester. Leicester diisolasi setelah wabah Covid-19 kembali menyebar di kota itu tepat saat Perdana Menteri Boris Johnson mencoba mengembalikan kehidupan ke taraf normal.

Saat ini Inggris menjadi salah satu negara yang paling terdampak pandemi virus corona. Lebih dari 54 ribu pasien Covi-19 di negara itu meninggal dunia. Beberapa pekan terakhir jumlah kasus infeksi berkurang.

Baca Juga

Johnson pun mencabut sejumlah batasan yang bertujuan menekan laju penyebaran untuk membangkitkan kembali perekonomian. Namun jumlah kasus infeksi di Leicester dalam tujuh hari terakhir rata-rata 135 kasus per 100 ribu orang.

Angka itu tiga kali lebih tinggi dibandingkan kota tetangganya. Pemerintah mengatakan dalam beberapa pekan terakhir Leicester bertanggung jawab atas 10 persen kasus positif di Inggris.

"Dalam beberapa hari ke depan kami akan mengajukan perubahan hukum, karena sejumlah langkah yang sayangnya harus kami terapkan di Leicester membutuhkan fondasi hukum," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pada stasiun televisi Sky News, Selasa (30/6).

Ketika ditanya apakah peraturan isolasi akan ditegakkan oleh polisi, Hancock menegaskan. "Ya di sejumlah kasus," jawab Hancock.

Penutupan Leicester ini dibayang-bayangi pidato Johnson di Dudley, yang hanya berjarak 50 mil dari kota itu. Johnson mengungkapkan detail rencana membangun kembali perekonomian Inggris setelah diguncang pandemi virus corona.

Hancock mengatakan pemerintah masih menganalisis alasan yang tepat di balik meningkatnya jumlah kasus baru di Leicester. Tapi Wali Kota Leicester Peter Soulsby mengatakan sulit mendapatkan detail dari pemerintah pusat dan batas-batasan yang tepat selama isolasi.

"Jelas cukup menantang untuk menegakkannya, mempolisikannya akan menjadi sesuatu yang menantang hingga kami tahu dengan tepat daerah mana saja yang diawasi polisi," kata Soulsby.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement