Selasa 30 Jun 2020 14:17 WIB

BEI Bukukan Pendapatan Rp1,56 Triliun

BEI membukukan nilai total aset sebesar Rp 7,2 triliun pada 2019.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Petugas keamanan berjalan di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (26/6/2020). Ilustrasi
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Petugas keamanan berjalan di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (26/6/2020). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia Tbk (BEI) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2019 lalu. BEI membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 1,56 triliun atau meningkat 12,4 persen dari pendapatan usaha di 2018 yakni Rp 1,38 triliun.

Secara keseluruhan jumlah total pendapatan perusahaan sebesar Rp 1,91 triliun atau meningkat 16,2 persen dari dibandingkan 2018 yakni Rp 1,64 triliun. Namun jumlah beban di 2019 sebesar Rp 1,33 triliun atau meningkat 5,3 persen dari 2018.

Baca Juga

"Meski terdapat kenaikan beban, Perusahaan tetap berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 445 miliar di 2019 atau tumbuh 67,4 persen," kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Selasa (30/6).

Selain itu, nilai total aset yang dibukukan perusahaan pada 2019 juga mengalami kenaikan sebesar Rp 7,20 triliun atau tumbuh 5,8 persen dari 2018. Total ekuitas Perusahaan juga meningkat 14,6 persen sebesar Rp 4,45 triliun. Sedangkan total liabilitas turun 5,8 persen menjadi sebesar Rp 2,75 triliun.

Dari sisi perdagangan, pada 2019, BEI menjadi bursa yang mencapai jumlah frekuensi transaksi harian saham tertinggi di kawasan ASEAN. Tahun lalu, rata-rata transaksi harian BEI mencapai 469 ribu transaksi per hari, lebih unggul dari Thailand yakni 308 ribu transaksi per hari.

Dari segi Perusahaan Tercatat, pada 2019 BEI memfasilitasi 76 pencatatan efek baru yang terdiri dari 55 Perusahaan Tercatat, atau merupakan angka pencatatan tertinggi di ASEAN, kemudian diikuti pencatatan 14 Exchange Traded Fund (ETF), 2 Efek Beragun Aset (EBA), 2 Perusahaan Penerbit Obligasi Baru, 2 Dana Investasi Real Estat (DIRE) dan 1 Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).

Dari segi pengembangan investor, pada 2019 total jumlah investor di Pasar Modal Indonesia mencapai 2,48 juta, atau mengalami pertumbuhan sebesar 53 persen dari 2018 yang hanya sebanyak 1,6 juta. Sementara pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 1,10 juta investor atau naik 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang baru mencapai sebanyak 852 ribu investor.

"Sampai dengan Mei 2020, jumlah investor Pasar Modal Indonesia mencapai 2,81 juta, dengan investor saham mencapai angka 1,19 juta investor," terang Inarno.

Untuk terus memperluas jangkauan Pasar Modal Indonesia, BEI telah memperluas jaringan distribusi, seperti menempatkan Kantor Perwakilan di kota-kota besar di Indonesia dan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Institusi untuk mendirikan Galeri Investasi. Sampai dengan akhir 2019, telah tersedia 30 Kantor Perwakilan, 464 Galeri Investasi, dan 448 komunitas investor di seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement