Selasa 30 Jun 2020 11:46 WIB
Masjidil Haram

Cegah Kerumunan, Masjidil Haram dan Makkah akan Diatur Ketat

Pengawasan Masjidil Haram terkait pandemi Corona terus diperketat

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Para pengurus di badan urusan Masjidil Haram dan Nabawi saat ini sedang melakukan studi secara seksama tentang seluruh aspek rencana pengendalian kerumunan sebelum pembukaan parsial Masjid Agung untuk para jamaah Umrah dan Tawaf di Ka'bah. Mereka mempelajari berbagai sumber informasi bahwa Masjidil Haram nantinya kemungkinan kapasitasnya hanya bisa diisi sampai 40 persen dari hari biasa.

Seperti dilansir Saudigazette, nantinya di tengah masa pandemi situasi di dua masjid itu akan terus diawasi secara ketat. Berbagai langkah pencegahan dan protokol pencegahan untuk membendung penyebaran virus coronavirus akan terus dikenakan. Rencana tersebut misalnya akan  mengeksplorasi kemungkinan adanya pra-registrasi data dan nomor kontak pengunjung di kedua masjid itu kala akan, melintasi pintu,  hingga  keluar dari masjid agar terhindar dari kerumunan antar sesama jamaah.

Hal dibahas lainnya, adalah adanya rencana tersebut apengaturan kamera termal untuk mengukur suhu pengunjung di pintu masuk. Mereka yang bersuhu tinggi akan dicegah masuk dan dirujuk ke medis spesialis dari Departemen Kesehatan untuk melakukan penyaringan yang diperlukan untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi virus atau tidak.

Para petugas akan ditunjuk dan diberi bahan-bahan pendidikan untuk mewaspadai tindakan pencegahan pandemi. Selain itu akan  memasang papan nama untuk mewaspadai tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, menggunakan pembersih, tidak berjabat tangan, dan menutupt mulut atau menjaga etiket ketika bersin.

Adanya langkah pengaruan jarak sosial kepada jamaah juga akan semakin diterapkan untuk memastikan agar para jamaah tidak tertulas virus Corona. Ini misalnya akan ada tindakan pengawasan untuk  mencegah terjadinya kerumunan serta tidak mengizinkan orang yang memiliki gejala atau telah melakukan kontak dengan kasus yang dikonfirmasi dalam 14 hari terakhir masuk ke masjid tersebut.

Para jamaah pun diwajibkan mengenakan masker untuk masuk ke masjid suci. Rencana itu juga termasuk mengizinkan para peziarah umrah untuk memasuki mataf (area untuk mengelilingi) hanya melalui Gerbang Raja Fahd dan keluar melalui Pintu Al-Safa dan Jembatan Al-Nabi. Sementara  hanya dua pintu Masjidil Haram yakni nomor 89 dan 94 yang akan disisihkan untuk masuknya orang-orang selain Umrah.

Pada soal penanangan jamaah haji, tampaknya mereka akan masuk Masjidil Haram dan langsung melalui memasuki lantai dasar mataf untuk tujuan melakukan tawaf dan mereka keluar harus melalui Pintu Ajyad. Adapun jamaah non-umrah yang datang dari sisi selatan dan barat, mereka harus memasuki lantai pertama mataf melalui pintu Flyover Ajyad dan Flyover Shubaika. Sementara ketika mereka keluar akan melalui eskalator dan jembatan Al-Safa. Nantinya tangga yang berada di arah gerbang Raja Fahd dan Eskalator Shubaika harus disisihkan untuk masuk ke lantai atas area perluasan masjidil haram semasa Raja Fahd.

Area perluasan masjid haram yang baru -- yang dilakukan semenjak Raja Fahd dan Ekspansi Raja Abdullah -- akan disisihkan untuk melakukan shalat. Sedangkan area mataf hanya akan diperuntukan khusus untuk shalat jamaah umrah saja. Bagian lantai pertama dan kedua dari Masjidil aram akan dipergunakan kepada mereka yang melakukan tawaf khusus  kepada para orang tua dan orang-orang dengan kebutuhan khusus. Nantinya di sana akan ada tiga trek dengan penghalang plastik yang ditujukan untuk tawaf dab memastikan jarak sosial dengan area untuk pengendalian kerumunan.

Lantai pertama dan kedua dari mataf Masjidil Haram akan memiliki masing-masing dua fungi. Lantai dasar dan pertama dipakai area untuk sai. Pintu keluar bagi mereka yang melakukan sai berada di lantai dasar akan menjadi Pintu Marwa. Sedangkan pintu masuk sai di lantai pertama  nantinya akan melalui Jembatan Al-Nabi dan Pintu Al-Safa, seangkan pintu keluarnya akan melalui Jembatan Marwa dan Eskalator Al-Raquba.

Selain itu, adanya rencana pengaturan beribadah di Masjidil Haram juga menekankan pentingnya meminimalkan kedatangan orang di titik masuk ke kota Mekah yang dilakukan sejak dini hari, terutama pada hari Jumat. Petugas akan dikeragkan untuk mengendalikan kerumunan di sepanjang jalan utama dan jalan arteri yang menuju ke Masjidil Haram.

Tak hanya itu, para pengurus Masjidil Haram  juga menggarisbawahi pentingnya kebutuhan untuk menutup area disekiat Haram, terutama pada hari Jumat. Mereka akan  mendorong penghuni hotel untuk melakukan shalat di dalam tempatnya, dan  mereka juga akan membatasi jumlah jamaah yang akan memasuki masjid.

Bahkan nantinya pun sudah ada rencana yang meminta agar  jamaah harus mendapatkan izin terlebih dahulu sebelum mengunjungi Masjidil Haram. Ini dilakukan dengan cara mendaftar melalui sebuah aplikasi  yang diberinama 'Tawakkalna'. Adanya kebijakan ini diharapkan mampu dapat mengatur dan membatasi jumlah pengunjung Masjil Haram. Para jamaah pun masih diwajibkan juga harus mematuhi prosedeur tertentu. Mereka yang berada di luar Makkah dan akan ke Masjidil Haram harus memasuki Makkah dari jam 9.00 pagi sampai jam 8.00 malam, terutama pada hari Jumat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement