Selasa 30 Jun 2020 06:05 WIB

Turun Tangan Temukan 210 KK Kaliadem Huni Permukiman Ilegal

Ironisnya, ada temuan orang tua di Kaliadem mengajak anak usia sekolah jadi nelayan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Suasana Kaliadem di Kelurahan Muara Angke, Jakarta Utara (ilustrasi).
Foto: Antara
Suasana Kaliadem di Kelurahan Muara Angke, Jakarta Utara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Organisasi nonpemerintah (NGO) Turun Tangan menemukan banyak persoalan sosial dalam penelitian terhadap 210 kepala keluarga (KK) di Dermaga Kaliadem, Kelurahan Muara Angke, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. "Masih ada keadaan warga yang memprihatinkan, terutama dari segi ekonomi, pendidikan dan kesejahteraan," kata Direktur Eksekutif Turun Tangan Raka Pramudito di Jakarta, Senin (29/6).

Turun Tangan melalui gerakan inkubasi WalkWith melakukan penelitian selama dua hari pada tanggal 27 dan 28 Juni 2020, dengan mengerahkan 12 relawan untuk melaksanakan pendataan kepada 210 kepala keluarga yang menempati permukiman 'ilegal' tersebut.

Data yang dikumpulkan berupa data jumlah keluarga (termasuk jumlah anak), demografi umur, tingkat pendidikan, status kepemilikan bangunan, pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran bulanan. Menurut Raka, hasil observasi menunjukkan lingkungan hidup yang tidak sehat.

Sementara pengakuan warga, walau kekebalan tubuhnya relatif kuat (jarang sakit), namun ada keluhan tentang akses air bersih dan keadaan sampah yang mengganggu. "Dari segi pendidikan, ternyata sekolah bagi anak adalah hal yang menjadi prioritas mereka. Ironisnya, ada pula temuan yang menunjukkan orang tua masih mengajak anaknya bekerja sebagai nelayan di usia sekolah anak tersebut," kata Raka.

Pelabuhan Kaliadem di Kelurahan Muara Angke, terletak di Teluk Jakarta bagian utara Provinsi DKI Jakarta, menjadi kawasan perairan yang didominasi oleh para nelayan tradisional di pesisir Ibu Kota. Banyaknya masalah kerap diabaikan di area tersebut ini mengakibatkan warga hidup dalam ketidaklayakan dan berisiko tinggi, seperti penggusuran lahan, banjir rob, lingkungan hidup bersih, pendidikan dan kesejahteraan yang belum merata.

Turun Tangan melalui gerakan inkubasi WalkWith melakukan penelitian dengan tujuan untuk menciptakan kota inklusif dengan pemberdayaan dan keterlibatan warga masyarakat di daerah tertentu. "Data ini juga akan digunakan untuk mengembangkan proyek potensial yang bertujuan memajukan kesejahteraan warga Kaliadem," kata Raka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement