Senin 29 Jun 2020 18:35 WIB

Akhir Perjuangan Arthur Melo di Camp Nou

Barca memuluskan kesepakatan pertukaran Arthur dengan gelandang Juve Miralem Pjanic.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Miralem Pjanic dan Arthur Melo (kanan)
Foto: youtube
Miralem Pjanic dan Arthur Melo (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Usai sudah perjuangan Arthur Melo untuk tetap berseragam Barcelona. Ini setelah klub raksasa Katalan itu memuluskan kesepakatan pertukaran pemain dengan gelandang Juventus Miralem Pjanic.

Arthur maupun Pjanic sudah menjalani tes medis dan hanya tinggal menunggu waktu diperkenalkan secara resmi ke publik. Mantan pemain Gremio, Brasil, itu bukan tak betah tinggal di Camp Nou. Ia bahkan dengan terang-terangan menyatakan ingin tetap bermain dengan Lionel Messi dan kawan-kawan dalam waktu yang lama. Pernyataan itu sebagai usahanya agar klub tak menjadikannya tumbal pertukaran pemain.

Namun, Arthur hanya pemain yang tak bisa berkutik jika Barca sudah berkehendak. Klub membutuhkan pemain baru dan tambahan uang pasca-pandemi. Jalan satu-satunya adalah dengan melepas Arthur. Padahal, pemain yang didatangkan pada 2018 lalu itu bukan penggawa sembarangan.

Lionel Messi pernah mengatakan bahwa ada titisan Xavi Hernandez dalam permainan Arthur. Itu artinya, Arthur dapat menjadi tandem Messi dalam mengatur irama permainan Barcelona seperti saat Xavi masih di Barcelona.

"Saya tidak tahu banyak tentang Arthur sebelum dia bergabung, tetapi dia benar-benar mirip dengan Xavi," kata Messi tentang Arthur setelah dua bulan meninggalkan Gremio, dilansir dari Football Italia, Senin (29/6).

Menurut Messi, Arthur benar-benar pemain yang dapat diandalkan dalam penguasaan bola. Ia tampil bagus dalam permainan umpan-umpan pendek. Ia juga mempunyai kecepatan dalam menekan lawan serta mengatur irama permainan tim.

Barcelona sempat kehilangan irama permainan dalam beberapa tahun pasca-tiadanya Xavi di skuat. Pelatih Barcelona saat itu, Luis Enrique, disebut-sebut menerapkan pola permainan di luar pakem. Bahkan mengandalkan Messi, Neymar, dan Luis Suarez dinilai di luar jalur ciri permainan Barcelona yang biasanya dibangun perlahan dari lini tengah.

Sadar dengan itu, Barcelona kemudian mencari pengganti Xavi dan menemukan Arthur yang direkrut saat baru saja meraih tropi Copa Libertadores dengan nilai transfer 39 juta euro. Barcelona memenangkan persaingan dengan Paris Saint-Germain (PSG) dan Chelsea yang juga tertarik kepada Arthur.

Memang penampulan Arthur di Barcelona tak langsung menanjak. Namun, pemain usia 23 tahun ini dipandang tak membutuhkan waktu lama beradaptasi dengan permainan Barcelona. Pujian berdatangan dari rekan-rekannya, tak hanya dari Messi, tapi juga Rafinha dan Thomas Vermaelen.

Namun apa yang Arthur berikan kepada klub selama ini seperti tak adil dengan apa yang didapatkannya. Ia dinilai dijadikan kambing-hitam oleh klub dan pelatih barunya, Quique Setien. Arthur dituding gagal memenuhi harapan. “Kadang-kadang dia kurang konsisten, tetapi tidak mudah untuk mengubah hal-hal dalam diri seorang pemain yang dikatakan pelatih lain sangat bagus,” ujar Setien.

Juventus harus benar-benar memaksimalkan kemampuan Arthur. Kualitas dalam mendikte permainan dengan passing akuratnya adalah keuntungan yang bisa didapatkan Bianconeri. Bola seperti magnet di kaki Arthur yang selalu menempel. Sedangkan, Setien harus membuktikan bahwa menukarkan Arthur dengan Pjanic adalah keputusan tepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement