Senin 29 Jun 2020 13:41 WIB

Kisah Tragis Penemu Coca Cola Meninggal dalam Keadaan Miskin

Kisah Tragis Penemu Coca Cola Meninggal dalam Keadaan Miskin

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kisah Tragis Penemu Coca Cola Meninggal dalam Keadaan Miskin. (FOTO: Instagram/sockertweeten)
Kisah Tragis Penemu Coca Cola Meninggal dalam Keadaan Miskin. (FOTO: Instagram/sockertweeten)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Baru-baru ini tengah ramai Coca Cola menghentikan semua iklan digital di platform Facebook secara global selama setidaknya 30 hari mulai dari 1 Juli 2020 mendatang. Coca Cola sendiri merupakan minuman ringan berkarbonasi yang diproduksi oleh The Coca Cola Company, Atlanta, Georgia.

Penemunya ialah John Pemberton, seorang ahli farmasi lokal di Atlanta, AS. Masa kecilnya ia habiskan di Kota Roma, Georgia. Ayahnya bernama James Pemberton dan ibunya Martha L Gant.

Baca Juga: 5 Perusahaan Raksasa Dunia yang Boikot Iklan dari Facebook

Ia menempuh pendidikan di Reform Medical College of Georgia dengan jurusan farmasi dan kedokteran. Saking jeniusnya, Pemberton mampu menyabet gelar itu pada usia 19 tahun. Lalu, ia memperoleh gelar farmasi yang lebih konvensional di Philadelphia.

Ia pun lalu menikah dengan Ann Eliza Clifford Lewis, seorang mahasiswi Wesleyan College di Macon pada tahun 1853. Mereka dikaruniai seorang putra bernama Charles Ney Pemberton.

Menjadi seorang kepala keluarga membuat Pemberton membuka bisnis grosir dan eceran bahan baku obat-obatan farmasi yang dijual di apotek dan gerai pameran obat. Kesuksesannya membawa ia direkrut sebagai tentara Perang Saudara di AS.

Sayang, perang itu membawa luka bagi Pemberton pada tahun 1865. Sejak itu, ia pun menggunakan morfin untuk mengurangi rasa sakitnya hingga ia kecanduan akan morfin.

Sebagai seorang ahli farmasi, ia memutuskan untuk menemukan obat untuk mengatasi kecanduannya. Awalnya, dia menemukan obat penghilang rasa sakit tanpa kandungan opium.

Formula itu mengandung ekstrak dari daun koka meski dalam jumlah yang terbatas. Pada akhirnya, penggunaan daun koka dihilangkan sepenuhnya.

Pada, 1885, Pemberton's French Wine Coca diluncurkan di Atlanta. Minuman ini berguna untuk mengatasi sakit kepala, kecanduan morfin, membantu mental, dan obat penguat saraf.

Pemberton's French Wine Coca berkembang menjadi Coca-Cola setelah munculnya larangan alkohol beredar di Atlanta pada 1886.

Ia pun membawa minuman racikannya yang bebas alkohol ini pertama kali ke apotek Jocob pada tanggal 8 Mei 1886. Namun, hanya sekitar sembilan buah minuman terjual sepanjang tahun di masa itu. 

Sirup tersebut dicampur dengan air dan dijual dengan harga eceran lima sen. Kemudian, seorang petugas farmasi membuat penyempurnaan cemerlang menggantikan air biasa dengan air soda.

Pemberton kemudian mendirikan perusahaan dan menunjuk putranya bertanggung jawab atas produksi. Melalui kerja sama dengan rekan bisnisnya, Frank Robinson, maka lahirlah produk bernama Coca Cola. Logo antik yang masih digunakan sampai sekarang juga diluncurkan pada masa itu.

Namun sayangnya, Pemberton rugi USD20 dolar lantaran modal awal memproduksi Coca Cola sebesar USD70, sementara yang terjual pada tahun pertama hanya USD50.

Dia pun mencoba membantu upaya pemasaran dengan membagikan kupon minuman gratis dan mengiklankan Coca-Cola dengan spanduk, plakat, dan sebagainya. Namun, dia tidak pernah memperoleh keuntungan dari penemuannya.

Menjelang akhir hayatnya, Pemberton terus memperbaiki formula Coca-Cola. Hingga ia menjual hak formula minuman ini pada Asa Candler, seorang apoteker dan pengusaha di tahun 1887. 

Tragis, dua tahun setelah penemuannya, John Pemberton menghembuskan nafas terakhirnya pada 16 Agustus 1888 akibat kanker perut yang ia derita. Ia masih belum sempat menyaksikan minuman penemuannya mendunia hingga kini. 

Pemberton menghembuskan napas terakhirnya pada 16 Agustus 1888 di usia 57 tahun dan meninggalkan istrinya dalam kondisi keuangan yang sulit.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement