Senin 29 Jun 2020 12:30 WIB

Rouhani: 2020 adalah Tahun yang Berat Buat Iran

Iran menghadapi sanksi dan pandemi virus Corona.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID,  BEIRUT -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengakui 2020 adalah tahun yang sulit bagi Iran karena menghadapi serangkaian masalah. Iran menghadapi kesulitan ekonomi akibat sanksi dan pandemi virus Corona.

Perekonomian negara tersebut semakin menderita di bawah krisis kesehatan. Rouhani berharap, Iran dapat mengatasi berbagai kesulitan tersebut.

Iran melaporkan kasus pertama virus Corona jenis baru atau Covid-19 pada Februari. Negara tersebut langsung memberlakukan pembatasan pada Maret, dan telah mencabutnya secara bertahap sejak April. Hingga saat ini, Iran telah melakukan pengujian virus Corona terhadap 1,6 juta penduduknya.

Pemerintah Iran akan mulai memberlakukan aturan wajib menggunakan masker di tempat umum sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus Corona. Aturan ini mulai berlaku pada pekan depan. "Mulai 5 Juli mengenakan masker di semua pertemuan publik adalah wajib," ujar Rouhani, Ahad (28/5).

Rouhani menekankan pentingnya masyarakat mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah lonjakan kasus infeksi virus korona. Jika diperlukan, aturan wajib mengenakan masker dapat diperpanjang hingga Agustus.

Iran mencatat jumlah kasus infeksi virus Corona sebanyak 222.669 dengan 10.508 kematian. Kementarian Kesehatan menyatakan, 183.301 pasien telah dinyatakan sembuh dan dibolehkan pulang dari rumah sakit. Sementara, 2.946 pasien dalam keadaan kritis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement