Senin 29 Jun 2020 07:55 WIB

Muslimah-Muslimah Inspiratif Dunia dalam Buku Dokter Inggris

Buku terbaru karya dokter Inggris jawab stigma negatif Barat terhadap Muslimah.

Rep: Rahayu Marini Hakim  / Red: Nashih Nashrullah
Buku karya Seema Yasmin menjawab stigma negatif Barat terhadap Muslimah
Foto: Dok Istimewa
Buku karya Seema Yasmin menjawab stigma negatif Barat terhadap Muslimah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Sebagai seorang gadis muda yang tumbuh di pusat industri Inggris, Dr Seema Yasmin (38) tidak pernah menduga, suatu hari dia akan menjadi seorang peneliti penyakit dan pembicara internasional terkemuka seputar pandemi virus. 

Kehidupan Yasmin dimulai di rumah tangga orang tua tunggalnya, daerah di mana perempuan bekerja berjam-jam tanpa lelah di pabrik. Sembari membesarkan anak-anak, memasak, hingga berdoa. Dia diasuh dari dua rumah tangga yang berbeda. Hal ini membawanya untuk menentang persepsi mengenai menjadi seorang wanita muslim. Melalui buku terbarunya yang berjudul “Muslim Women Are Everything” ia berharap akan membantu orang lain melakukan hal yang sama.  

Baca Juga

Dalam bukunya, dia menceritakan prestasi para wanita Muslim di seluruh dunia dan perjuangan mereka melawan prasangka ras dan gender untuk menjadi pemimpin dalam spesialisasi yang mereka pilih.  

Yasmin mengungkapkan dia sangat muak dengan stereotip yang ada pada wanita Muslim. Menurutnya, banyak orang yang memiliki stereotip sempit perihal seperti apa wanita Muslim.  "Saya sangat muak dengan stereotip yang diberikan kepada wanita Muslim," katanya kepada The National.  

Sekarang Yasmin adalah seorang dokter Inggris yang bekerja sebagai direktur penelitian dan pendidikan di Stanford Health Communication Initiative, Universat Stanford, California. Selama wabah Covid-19, dia sangat berperan penting. Khususnya dalam menghilangkan prasangka kesalahan informasi yang beredar terkait Covid-19.

Pendidikan yang dia tempuh hingga menjadi dirinya sekarang jauh berbeda dari kehidupan orang tuanya. Yasmin menjelaskan, ibunya bekerja di sebuah pabrik di kota industri, Nuneaton. “Ibu saya bekerja di pabrik. Keluarga saya bukan dari akademisi. Ibu juga orang tua tunggal,” ungkapnya.

Kendati sang ibu sibuk bekerja, masa kecilnya banyak dia habiskan tinggal bersama bibinya. Diasuh  dua orang yang berbeda baik sang ibu dan bibi, Yasmin sangat bersyukur dan beruntung. Dia menjelaskan bibinya sangat saleh dengan mengenakan niqab dan rajin beribadah. Dia pun juga diajari seputar hal memasak.   

Sedangkan sang ibu, walaupun tidak menggunakan hijab, ia merupakan sosok pekerja keras yang bisa membagi waktu antara bekerja, mengurus anak, dan kuliah. Kenangan selama ibunda kuliah, teringat ketika Yasmin berada di kamar asrama di Universitas Lancaster. Dia mengingat baik saat ibunya sedang panik menyelesaikan sebuah essai sementara siswa lain memutar lagu-lagu Madonna yang sangat kencang di kamar sebelah. 

Terinspirasi dari kisah hidupnya, dia pun juga ingin agar seluruh wanita Muslim di dunia menceritakan kisah mereka. Salah satu tokoh wanita Muslim favoritnya adalah Laleh Seddigh seorang pembalap Iran yang dikenal sebagai Schumacher kecil.

Tokoh lain adalah Malala Yousafzai, yang ditembak di kepala oleh orang-orang bersenjata Taliban hanya karena menginginkan pendidikan untuk anak perempuan. “Siapa pun yang memiliki kesalahpahaman tentang wanita Muslim dapat membaca buku ini dan melihat prestasi mereka. Ada ilmuwan Muslim, astronot, balerina, penyair - mereka tak terbendung,” katanya.  

Yasmin memilih seniman Muslim, Fahmida Azim untuk menggambarkan ilustrasi buku itu. Baginya itu penting memilih seorang seniman Muslim untuk menggambarkan prestasi luar biasa yang dimiliki para wanita muslim."Fahmida sangat sempurna dan telah melakukan pekerjaan yang luar biasa," pujinya.  

Buku ini juga menceritakan kisah Ibtihaj Muhammad, orang Amerika yang mendobrak stigma dan membawa pulang medali perunggu dari Olimpiade 2016. Ini merupakan pertama kali seorang wanita mengenakan jilbab mewakili AS.  

Pertempuran angkat berat Dubai Amna Al Haddad ditampilkan, menceritakan bagaimana berjalan-jalan di Safa Park kota untuk membantu mengatasi depresi menginspirasi kecintaan pada kebugaran yang membuatnya terpilih untuk mewakili UEA di Olimpiade. Perjalanan inilah yang mendorong spesialis olahraga Nike untuk mengembangkan jilbab atletik pertama. 

“Mereka semua adalah wanita yang menginspirasi. Saya hanya berharap itu menginspirasi wanita lain sehingga mereka tahu mereka bisa mencapai apa pun. ” tuturnya. 

 

Sumber: https://www.thenational.ae/arts-culture/books/from-astronauts-to-olympic-medallists-author-seema-yasmin-celebrates-outstanding-muslim-women-in-new-book-1.1038529 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement