Senin 29 Jun 2020 05:53 WIB

Cuaca Bukan Hambatan Satgas TMMD Tuntaskan Saluran Drainase

Kodim Kendari menggelar TMMD ke-108 di Desa Pasir Putih dan Matabaho, Pulau Wawonii.

Satgas TMMD ke-108 Kodim 1417/Kendari mengerjakan saluran drainase di sepanjang 196 meter di Desa Matabaho, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara.
Foto: Dok
Satgas TMMD ke-108 Kodim 1417/Kendari mengerjakan saluran drainase di sepanjang 196 meter di Desa Matabaho, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra

Bukan perkara mudah untuk menuju Desa Pasir Putih dan Matabaho, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Akses dari Kota Kendari menuju wilayah pulau ini hanya bisa dilalui dengan menumpang kapal feri atau kapal rakyat dengan perjalanan normal sekitar tiga jam. Perjalanan lebih cepat dengan naik speed boat memakan waktu 90 menit.

Pulau Wawonii memang terpisah dari daratan Sultra dengan jarak sekitar 60 kilometer. Meski begitu, ketika mendarat di pulau terpencil ini, pengunjung akan disuguhi pemandangan pasar putih nan indah di Pantai Kampa.

Sekitar 44 personel TNI AD diberangkatkan lebih dahulu ke Pulau Wawonii. Mereka datang bukan untuk berwisata. Dengan membawa misi mulai, anggota satuan tugas (satgas) tersebut membawa dua misi, yaitu merealisasikan sasaran fisik dan nonfisik di Desa Pasir Putih dan Matabaho, Kecamatan Wawonii Barat. Dari dermaga, mereka masih menyusuri jalanan sepi yang didominasi pepohonan untuk sampai di lokasi.

Lokasi dua desa itu memang termasuk kategori tertinggal di bidang infrastrukturnya dibandingkan wilayah lainnya di Konkep. Karena itulah, personel TNI AD menyasar dua desa itu untuk mencoba meninggalkan jejak harum di masyarakat lewat kontribusi pembangunan fisik dan nonfisik.

Hal itu dilakukan karena Kodim 1417/Kendari ditunjuk oleh Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) sebagai pelaksana program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-108 di Desa Pasir Putih dan Matabaho, Kecamatan Wawonii Barat. TMMD ke-108 digelar di 44 kabupaten/kota yang dimulai serentak pada 30 Juni hingga 29 Juli 2020.

Konkep merupakan salah satu wilayah teritorial yang dibawahi Kodim Kendari, sengaja dipilih dengan pertimbangan memerlukan intervensi percepatan pembangunan. Karena itulah, Satgas TMMD hadir selama sebulan penuh dan tinggal di rumah warga untuk menyelesaikan sasaran fisik maupun nonfisik di dua desa tersebut.

Khusus di Kabupaten Konkep, tanda dimulainya TMMD diawali dengan penandatanganan dan penyerahan proyek pekerjaan dari Bupati Konkep Amrullah kepada Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD ke-108 Letkol Kav Agus Waluyo pada Selasa (30/6). Acara tersebut diagendakan dihadiri Komandan Korem 143/Halu Oleo Brigjen Jannie Aldrin Siahaan. Menurut Agus, upacara pembukaan tidak dilakukan, sesuai instruksi dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andhika Perkasa yang memerintahkan seluruh satuan TNI AD untuk membatasi kegiatan yang melibatkan orang banyak.

"Berbeda dengan tahun–tahun sebelumnya pada tahun ini di tengah pandemi Covid-19, TMMD ke-108 dimulai tanpa kegiatan seremonial upacara. Yang kami tidak laksanakan hanya upacara pembukaannya saja, ditandai dengan penandatanganan dan penyerahan proyek pekerjaan,” kata Agus yang juga komandan Kodim 1417/Kendari ini kepada Republika, Senin (29/6).

Dia menuturkan, kegiatan TMMD sebenarnya secara resmi baru dimulai pada Selasa (30/6). Namun, jajarannya sudah melakukan pekerjaan pra-TMMD sejak 4 Juni 2020. Agus mengatakan, personel TNI bersama warga setempat bergotong royong membangun saluran drainase di Desa Pasir Putih, Kecamatan Wawonii Barat, Konkep.

Prajurit yang terlibat dalam sasaran fisik tersebut bahu-membahu dalam bekerja, tidak memedulikan cuaca terik yang menyengat kulit, yang kadang tiba-tiba bisa berganti hujan deras. "Walaupun cuaca sangat tidak menentu, fluktuatif, bukan alasan bagi personel Satgas TMMD untuk tidak serius bekerja," kata Agus.

Dia menjelaskan, secara keseluruhan sasaran fisik TMMD meliputi pembangunan tata halaman SD Matabaho dengan paving block yang memiliki panjang 16,5 meter dan lebar 27 meter, peningkatan kualitas perumahan desa (perumdes) sebanyak 20 unit di Desa Matabaho, pembangunan drainase sepanjang 196 meter dengan tinggi satu meter, serta sasaran nonfisik berupa edukasi wawasan kebangsaan kepada warga.

Agus melanjutkan, Satgas TMMD juga mendapatkan dua pekerjaan tambahan, yaitu membangun fasilitas mandi cuci kakus (MCK) di 20 rumah warga yang mendapat bantuan. Selain itu, dibangun pula ruang guru sekolah luar biasa (SLB) di Desa Matabaho, yang merupakan bantuan dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

"Kehadiran TNI dalam Satgas TMMD untuk membantu percepatan pembangunan fisik dan nonfisik yang sejalan dengan visi dan misi serta rencana program jangka menengah daerah (RPJMD) Konawe Kepulauan tahun 2016 sampai dengan 2021,” ucap Agus yang pada Senin ini melepas sekitar 110 personel Yonif 725/Woroagi dan jajaran Kodim Kendari menuju lokasi TMMD di Pulau Wawonii.

Komandan Koramil 1417-01/Wawonii, Kapten Inf Samuri, mengatakan, perubahan cuaca kerap hujan dan panas menjadi tantangan tersendiri bagi personel TNI AD yang tergabung dalam Satgas TMMD ke-108. Karena sudah berkomitmen menjalankan tugas, pihaknya tidak menjadikan cuaca sebagai hambatan untuk menuntaskan sasaran proyek fisik.

“Kami bersyukur kalau cuacanya terik matahari sehingga pembuatan drainase akan berjalan lancar, ketika sementara proses pengerjaan hujan kami akan membuat tenda biar tetap bekerja,” kata Samuri.

Salah satu anggota satgas, Serda Jabir, mengaku selama proses TMMD berlangsung seluruh personel dan warga yang terlibat diwajibkan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 dengan memakai masker. Hingga kini ia dan warga yang terlibat pekerjaan belum menemui kendala dalam membuat drainase di perbatasan Desa Lamoluo-Pasir Putih, Kecamatan Wawonii Barat, Konkep, tersebut.

Namun, dia melanjutkan, persoalan muncul karena seringnya hujan turun membuat satgas harus cermat dalam menyiasati pembangunan drainase. Selain itu, letak drainase yang tepat di tepi lereng membuat antisipasi perlu dilakukan supaya tidak terjadi longsor. Pasalnya, jika pekerjaan dilakukan tanpa kalkulasi matang, dia menambahkan, material yang sudah dipasang bisa rusak.

Begitu pun drainase bisa hancur gara-gara aliran air hujan yang belakangan ini intensitasnya tinggi. "Kalau dikerjakan secara manual dan tiba-tiba hujan akan membuat pekerjaan menjadi sia-sia,” tutur Jabir.

Nuansa keakraban

Setelah seharian beraktivitas, tubuh Lettu Inf Jumain dibasahi keringat akibat cuaca panas hingga membuatnya harus beristirahat. Personel Kodim 417/Kendari ini menjadi bagian satgas yang ikut terlibat dalam pembangunan rumah layak huni milik La Tomi. Momen istirahat biasanya dimanfaatkan Jumain untuk berkomunikasi dengan warga Desa Matabaho yang terlibat dalam kegiatan sasaran fisik TMMD ke-108.

Jumain pun mendengar kisah tentang La Tomi yang selama ini hidup di rumah reyot di Desa Matabaho, saat pelaksanaan pra-TMMD pada pekan kemarin. Karena alasan itulah, La Tomi layak mendapat bantuan dari satgas, dengan program renovasi rumah agar menjadi layak huni. Saling sahut canda hingga terdengar tawa pecah kala keduanya bercerita tentang latar belakang masing-masing.

Jumain menuturkan, apa yang dilakukannya sebagai bentuk komunikasi sosial untuk menjalin keakraban dengan warga sekitar. “Rasa lelah kami seakan-akan hilang dengan suasana kekeluargaan yang seperti ini dan inilah wujud nyata pengabdian TNI bagi rakyatnya,” ucapnya.

Dengan banyak berbincang dengan warga, Jumain merasa perlu bersyukur atas kehidupannya. Karena itu, ia ingin memaksimalkan pelaksanaan TMMD untuk mendekatkan TNI AD dengan rakyat. Dia juga menyinggung, dengan pelaksanaan pra-TMMD, capaian pembangunan fisik bisa 50 persen ketika TMMD resmi dimulai. Dengan begitu, Jumain melanjutkan, ketika menjelang penutupan TMMD, seluruh proyek fisik bisa siap dan hasilnya dimanfaatkan masyarakat.

La Tomi juga menyambut baik belasan personel TNI AD yang tergabung dalam Satgas TMMD ke-108. Dia mengucapkan terima kasih atas bantuan satgas yang berkenan membangun ulang rumahnya hingga nanti berstatus layak huni. Dia tak menyangka rumahnya dipilih untuk direnovasi oleh prajurit TNI AD karena selama ini ia tak memiliki biaya untuk memugarnya.

“Kehadiran bapak-bapak tentara di tempat kami menjadikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Matabaho, apalagi nantinya kami memiliki rumah yang layak ditinggali bagi keluarga kami,” tutur La Tomi.

Laboki, warga Desa Matabaho lainnya, mengatakan, kehadiran Satgas Kodim 1414/Kendari tak hanya menghadirkan kenangan baru, tetapi juga memberi contoh pesan moral berharga. Pasalnya, semangat kerja keras, gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas ditunjukkan oleh personel TNI AD.

Semangat kebersamaan dengan warga itulah yang selama ini meninggalkan kesan positif di masyarakat. “Tidak terbayangkan sebelumnya, ternyata pekerjaan yang besar dan seberat apa pun bisa diselesaikan dengan gotong royong,” ujar Laboki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement