Ahad 28 Jun 2020 13:09 WIB

Uskup Welby Setuju Tinjau Ulang Yesus Kulit Putih

Welby menilai Yesus digambarkan berbeda-beda di berbagai negara.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Uskup Agung Canterbury Justin Welby
Foto: Commons Wikimedia
Uskup Agung Canterbury Justin Welby

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Uskup Agung Canterbury dan kepala Gereja Inggris, Justin Welby mengatakan, bahwa gereja harus mempertimbangkan kembali penggambaran Yesus yang identik sebagai orang kulit putih. Hal ini menyusul protes Black Lives Matter baru-baru ini dalam memprotes kematian George Floyd.

"Ya, tentu saja," kata Welby saat ditanya tentang penggambaran Yesus di gereja barat  kepada BBC Today Program dikutip laman CNN, Ahad.

Menurutnya, Yesus digambarkan secara berbeda di negara-negara di dunia. Dia mengakui secara teratur telah berhubungan dengan para pemimpin Gereja dari seluruh dunia.

"Anda pergi ke gereja mereka dan Anda tidak melihat Yesus Putih, Anda melihat Yesus Hitam, atau Yesus China, atau Yesus Timur Tengah yang tentu saja paling akurat," katanya.

"Anda melihat Yesus Fiji, Anda melihat Yesus digambarkan dalam banyak cara seperti ada budaya, bahasa dan pemahaman," ujarnya menambahkan.

Welby mengatakan, bahwa representasi Yesus berfungsi sebagai pengingat universalitas Tuhan yang menjadi manusia sepenuhnya. Dia juga berharap seruan untuk penghapusan monumen terkait sejarah imperialis Inggris dan perdagangan budak ditinjau ulang. Di antaranya seperti patung-patung di Katedral Canterbury.

"Kita akan melihat dengan sangat hati-hati, dan menempatkan mereka dalam konteks dan melihat apakah mereka semua harus ada di sana," katanya.

"Pertanyaan (tentang apakah mereka semua harus ada di sana) muncul, tentu saja, dan kita telah melihat itu di seluruh dunia," ujarnya.

Gerakan untuk menjatuhkan dan menodai patung-patung kontroversial telah mendapatkan daya tarik di Inggris, serta Eropa dan AS. Namun demikian, hal itu telah membagi opini publik yang sepakat dan tidak.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement