Ahad 28 Jun 2020 07:28 WIB

Pahala Menghafal Alquran

Perhitungan pahala menghapal Alquran  adalah ayat per ayat.

Sejumlah santri mengikuti kegiatan menghafal Alquran (Hafiz Quran) di Pondok Pesantren As Sunnah, Paseh, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (13/5/2019).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Sejumlah santri mengikuti kegiatan menghafal Alquran (Hafiz Quran) di Pondok Pesantren As Sunnah, Paseh, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (13/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr KH Syamsul Yakin MA

 

Ada geliat di kalangan menengah muslim perkotaan untuk menjadikan anak mereka sebagai penghafal Alquran. Indikasinya, mereka lebih memilih sekolah yang memiliki program tahfizh  mulai dari sekolah tingkat dasar hingga menengah. Bahkan kian banyak santri di pondok pesantren tahfizh  yang berasal dari keluarga menengah, secara sosial maupun ekonomi.

Preseden baik ini seirama dengan sabda Nabi SAW tentang pahala orang yang menghafal Alquran, “Orang yang membaca dan menghafal Alquran, dia bersama para malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca Alquran, lalu dia berusaha menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari).

Secara teologis, siapa saja yang mempunyai kemauan kuat untuk menghapal Alquran  mendapat jaminan kemudahan dari Allah SWT. Sebab Alquran  diturunkan dengan susunan kata, kalimat, dan frasa yang mudah untuk dihapal. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran  dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. al-Hijr/15: 9).

Menurut pengarang Tafsir Jalalain,   Allah SWT memelihara Alquran  dari orang-orang yang hendak melakukan penggantian, perubahan, penambahan, dan pengurangan. Terbukti setiap kali ada kesalahan cetak, baik disengaja atau tidak, dengan cepat kesalahan itu dapat diketahui dan diperbaiki. Kendati kesalahan tersebut hanya satu kata atau bahkan satu huruf saja.

Semua ini berkat para penghapal Alquran. Secara praksis, untuk mengecek kekeliruan cetak Alquran,  salah satunya adalah dikonfirmasi kepada penghapal Alquran. Bukan dengan mushaf lain yang dianggap valid cetakannya. Itulah mengapa ayat di atas menggunakan kata “Kami”. Artinya Alquran  dipelihara oleh Allah SWT, malaikat, dan penghapal Alquran.

Secara fungsional, sudah sepantasnya  kalau para penghapal Alquran  berlimpah pahala kelak di akhirat. Nabi SAW menjanjikan, “Penghapal Alquran  nanti akan datang, seraya Alquran  berkata kepadanya, “Ya Tuhan, pakaikanlah dia sebuah pakaian yang baik lagi baru. Selanjutnya penghapal  Alquran itu diberi mahkota kehormatan.” (HR. Turmudzi).  

Pahala menghapal Alquran  bukan hanya diberikan bagi yang mampu menghapal satu mushaf Alquran  yang terdiri dari 30 juz, 114 surah, dan 6.666 ayat. Namun Allah SWT juga memberikan penghargaan kepada siapa saja yang mampu menghapal satu surah saja atau bahkan kurang dari itu. Sebab perhitungan pahala menghapal Alquran  adalah ayat per ayat.

Nabi SAW memberi kabar gembira tentang hal ini, “Dikatakan kepada orang yang membaca (maksudnya menghapal) Alquran  kelak, “Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana kamu di dunia mentartilnya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang kamu baca (hafal).” (HR. Abu Daud). Hadits ini memotivasi kita agar menambah hafalan.

Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa yang terpenting adalah bukan jumlah hafalan yang telah diraih. Namun seberapa erat Alquran  dijadikan sebagai sahabat sehari-hari. Para sahabat Alquran adalah orang yang membaca, menghafal, dan mengamalkannya. Para sahabat Alquran  inilah yang disebut juga sebagai keluarga Allah SWT.

Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga yang terdiri dari  manusia…”. Kemudian Anas bertanya, “Siapakah mereka  wahai Rasulullah?” Nabi SAW manjawab, “Yaitu ahli Alquran  (orang yang membaca, menghafal, dan mengamalkannya). Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.” (HR. Ahmad).

Ada satu lagi kabar gembira. Yakni, ihwal cerita Nabi SAW tentang orang tua yang mendapat pahala menghafal Alquran, “Mengapa kami diberikan pakaian semacam ini?”  Lalu dikatakan kepada keduanya, “Semua ini karena anak kalian menjadikan Alquran  sebagai sahabatnya (menghafalnya) saat di dunia.” (HR. Ahmad).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement