Ahad 28 Jun 2020 06:40 WIB

Gajah Thailand Kurang Makan tanpa Kehadiran Turis

Separuh dari gajah di Thailand dimanfaatkan untuk wisata.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Pijat gajah di Thailand
Foto: ©tripadvisor
Pijat gajah di Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Perintis penangkaran gajah Elephants World, Samat Prasitpon mengakui besarnya pengaruh pandemi Covid-19 bagi gajah yang dimanfaatkan oleh industri wisata. Kebanyakan dari gajah-gajah itu tak bisa tercukupi kebutuhan makannya karena keterbatasan finansial pengelola industri wisata.

Samat menyebut turis mulai sepi dari Thailand pada akhir Januari. Kemudian pemerintah Thailand akhirnya resmi menutup pintu pada turis di pertengahan Maret.

Baca Juga

"Karena tidak ada pengunjung, kami kesulitan menghadapi pengeluaran yang terus bengkak. Kami bahkan memangkas 50 persen staf," kata Samat dilansir dari Bernama pada Sabtu (27/6).

Samat mengungkap besarnya biaya untuk mencukupi konsumsi gajah dalam sehari. Dalam kalkulasinya, Elephants World tak bisa terus-terusan merugi karena besarnya pengeluaran tanpa ditutupi oleh pendapatan.

"Satu gajah per harinya harus makan sampai 300 kilogram berat makanan. Biayanya per bulan untuk satu gajah bisa sampai 900 ribu dolar," ujar Samat.

Samat merasa sedikit lega karena Elephants World boleh buka lagi pada 5 Juni. Tanpa turis asing, Samat berharap ada bantuan dari pendonor dalam negeri agar para gajah tetap bisa makan.

"Yayasan ini perlu bantuan. Kami sungguh menantikannya," sebut Samat.

Hingga saat ini, Elephants World menampung 22 gajah tua, sakit dan tak terawat. Mayoritas dari gajah itu berasal dari lokasi widata dan sirkus. Diperkirakan ada 4.400 gajah yang berada di penangkaran di Thailand. Separuh dari mereka dipekerjakan di sektor wisata misalnya untuk ditumpangi turis atau melakukan pertunjukkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement