Ahad 28 Jun 2020 06:06 WIB

Rekor Baru Angka Positif Covid dan Tim Khusus untuk Surabaya

Positif Covid-19 di Indonesia cetak rekor baru dengan 1.385 kasus baru dalam 24 jam.

Petugas medis saat beraktivitas di laboratorium kontainer di RSKD Duren Sawit, Jakarta, Sabtu, (27/6). Pemprov DKI Jakarta melalui Laboratorium Kesehatan Daerah (Lakesda) menyediakan fasilitas laboratorium kontainer Covid-19 yang memiliki 300-400 sampel spesimen per harinya. Pemprov DKI Jakarta juga berkolaborasi dengan lab pemerintah dan swasta hingga miliki 41 jaringan lab testing dengan total kapasitas 5.135 tes spesimen per hari, atau 35.945 tes spesimen per minggunya. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas medis saat beraktivitas di laboratorium kontainer di RSKD Duren Sawit, Jakarta, Sabtu, (27/6). Pemprov DKI Jakarta melalui Laboratorium Kesehatan Daerah (Lakesda) menyediakan fasilitas laboratorium kontainer Covid-19 yang memiliki 300-400 sampel spesimen per harinya. Pemprov DKI Jakarta juga berkolaborasi dengan lab pemerintah dan swasta hingga miliki 41 jaringan lab testing dengan total kapasitas 5.135 tes spesimen per hari, atau 35.945 tes spesimen per minggunya. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Mimi Kartika, Antara

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto merilis data penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 1.385 kasus pada Sabtu (27/6) pukul 12.00 WIB, sehingga total kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 52.812 orang. Angka ini menjadi rekor baru setelah pada 18 Juni lalu, tambahan positif Covid-19 sempat mencapai angka 1.331 kasus.

Baca Juga

Yurianto menyebutkan, penambahan kasus positif Covid-19 masih tinggi karena kinerja pemeriksaan yang terus ditingkatkan di seluruh daerah. Jumlah spesimen yang telah diperiksa sebanyak 21.589 spesimen, sehingga total spesimen diperiksa mencapai 753.370 spesimen, baik menggunakan PCR maupun berbasis tes cepat molekuler (TCM).

Menurut Yuri, penambahan kasus baru di beberapa daerah masih cukup tinggi. Semuanya terjadi karena sumber penularan masih berada di tengah masyarakat.

Ia menuturkan, beberapa orang yang sakit dan terinfeksi Covid-19 sehingga berpotensi menularkan, tetapi tidak melakukan isolasi secara baik. Mereka juha tidak melakukan upaya menjaga orang lain agar tidak tertular seperti menggunakan masker yang benar.

Kemudian masih banyaknya masyarakat yang tidak melindungi diri sendiri dengan cara menjaga jarak, menggunakan masker, serta mencuci tangan. Yuri mengatakan, hal-hal seperti itu menjadi kendala untuk memutuskan rantai penularan virus corona.

"Untuk saudara-saudara kita yang terinfeksi Covid-19 dan berada ditengah-tengah kita dan tidak melakukan isolasi secara baik, secara mandiri, inilah yang kemudian akan menyebabkan penambahan kasus yang terus-menerus," kata Yuri.

Penambahan tertinggi masih disumbang Jawa Timur (Jatim) sebanyak 277 kasus positif. Setelah Jatim, DKI Jakarta menambah 203 kasus positif dan dan 68 orang sembuh. Kemudian, Jawa Tengah penambahan 197 kasus baru dan 22 sembuh, Sulawesi Selatan 146 kasus baru dan 41 kasus sembuh, serta Bali 106 kasus positif dan 21 sembuh.

Selain penambahan kasus positif Covid-19, pemerintah juga mencatat penambahan pasien sembuh sebanyak 576 orang, sehingga total 21.909 pasien telah sembuh. Kemudian pasien meninggal bertambah 37 orang, sehingga total ada 2.720 pasien yang meninggal akibat Covid-19.

photo
Grafik penambahan kasus baru Covid-19. - (Republika.co.id)

Tim khusus Jatim

Jatim masih menjadi provinsi terbanyak penyumbang kasus Covid-19. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun siap membentuk tim khusus untuk pengendalian penyebaran Covid-19 di wilayah Surabaya Raya, yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik.

"Tim ini gabungan Forkopimda Jawa Timur dan Gugus tugas Surabaya Raya yang dikoordinasi langsung oleh Pangkogabwilhan II," ujarnya di Surabaya, Sabtu (27/6).

Pembentukan tim, kata dia, juga bertujuan untuk mengintensifkan koordinasi dalam sinergi, kolaborasi dan evaluasi sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menegaskan bahwa pengendalian Covid-19 harus dikerjakan bersama-sama. Selain itu, tim nantinya juga akan melakukan rencana aksi antara lain memasifkan tes, pelacakan, isolasi hingga treatment dengan jumlah lebih banyak.

"Salah satunya yaitu dengan menerjunkan 'Tim Gabungan COVID-19 Hunter' Dinas Kesehatan setempat, khususnya di klaster utama Surabaya Raya untuk melakukan tes dan pelacakan minimal 20 orang per kasus positif," ucap Khofifah.

Tak itu saja, lanjut dia, beban rumah sakit juga harus dievaluasi dan relaksasi. Yakni, pasien ringan harus benar-benar dipisahkan, kemudian terapi harus selalu update dengan para pakar.

Sementara itu, saat ini mesin PCR yang ada di Jawa Timur kapasitas totalnya 2.250 tes per hari dan dalam seminggu tesnya mencapai 13.500 spesimen.

"Minggu depan rencananya akan dimaksimalkan lagi dengan tambahan mesin PCR serta reagen sesuai kebutuhan," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Pada Jumat (26/7), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memaparkan berbagai upaya Pemkot Surabaya dalam percepatan penanganan Covid-19. Mulai dari pelacakan atau tracing, penyemprotan disinfektan di berbagai tempat, pemberian intervensi berupa permakanan, obat-obatan, vitamin, tes cepat dan tes usap secara massal dan normal baru.

"Karena saya melihat kondisi di masyarakat. Kami punya data pasien satu per satu. Detail alamatnya juga. Jadi begitu tahu siapa yang sakit, maka satu keluarga langsung isolasi, mereka tidak boleh keluar rumah," kata Risma.

Risma mengatakan, jumlah tes cepat yang digelar secara massal saat ini secara kumulatif sudah mencapai 92.964 ribu orang. Dari tes cepat itu, jika hasilnya adalah reaktif, maka ditindaklanjuti dengan tes usap.

"Kalau hasilnya positif maka kita periksa lagi apakah dia punya gejala atau tidak. Kalau tidak kami isolasi di Asrama Haji. Jika ada, dirawat di rumah sakit," katanya

photo
Angka kematian Covid-19 per 100 ribu penduduk - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement