Sabtu 27 Jun 2020 21:49 WIB

Sandiaga: Pemerintah Perlu Strategi Tingkatkan Kelas UMKM

Sandiaga mengatakan pemerintah perlu strategi tingkatkan kelas UMKM

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno
Foto: Istimewa
Pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sandiaga Uno mengimbau pemerintah merancang strategi guna menumbuhkan UMKM. Dia mengatakan, ini mengingat sektor tersebut membuka lapangan pekerjaan akibat sulitnya mendapat pekerjaan formal.

"Karena sulitnya mendapat pekerjaan formal banyak dari mereka yang menjadi pengusaha/wirausahawan karena kebutuhan bukan karena sesuatu yang dirancang," kata Sandiaga dalam keterangan, Sabtu (27/6).

Baca Juga

Dia mengatakan, jumlah UMKM di Indonesia saat ini totalnya mencapai 64 juta dan diprediksi akan terus tumbuh. Mantan wakil gubernur DKI Jakarta ini melanjutkan, sebabnya dibutuhkan upaya dari semua pihak terutama pemerintah dalam mendorong peningkatan UMKM agar naik kelas.

Dia mengatakan, selain dorongan itu diperlukan juga kombinasi bisnis pemasaran, keuangan, memanfaatkan peluang serta sumber daya manusia. Dia menambahkan, rancangan yang baik akan mempercepat peningkatan bisnis UMKM.

"Tapi, kalau berwirausaha karena kebutuhan, misalnya dia jualan kuliner di satu pojok 10 tahun yang lalu dan akan terus ada di 10 tahun ke depan, ini menunjukan bahwa kita gak mampu untuk meningkatkan kelas mereka," katanya.

Sandi mengungkapkan, untuk menumbuhkan usaha mikro menjadi menengah yang diperlukan adalah sebuah ekosistem. Dia mengatakan, salah satu caranya adalah dengan memberikan pelatihan kewirausahaan karena seorang pengusaha tidak akan pernah puas dengan ilmu yang didapat dan akan terus belajar.

Disaat yang bersamaan, dia juga meminta pemerintah saat ini untuk ikut membantu menyelamatkan UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Dia mengatakan, sekitar 47 persen UMKM di dalam negeri dinyatakan telah gulung tikar setelah cashflow bisnis terganggu.

"Ini berat tentunya, para pelaku UMKM menjerit. Ini langsung menghantam ekonomi keluarga karena kehilangan mata pencaharian," katanya.

Dia mengungkapkan, salah satu dampak yang ditimbulkan oleh keruntuhan UMKM ialah melonjaknya penurunan masyarakat dari kelas ekonomi menengah ke kelas bawah. Bahkan, sambung dia, kelompok masyarakat tersebut telah digolongkan menjadi masyarakat pra-sejahtera

Menurutnya, apabila dibiarkan maka pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II tahun ini akan terpangkas lebih jauh dari capaian kuartal I sebesar 2,97 persen. Sebab, dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih ditopang oleh tingkat konsumsi rumah tangga.

"Perlu diingat 97 persen lapangan kerja juga diciptakan dari sektor UMKM. Untuk itu penting penyelamatan UMKM," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement