Ahad 28 Jun 2020 01:30 WIB

Toyota Sebut Tahun Ini KInerja Ekspor akan Sangat Berat

Ekspor Toyota diprediksi turun hingga 40 persen.

Kegiatan produksi Toyota Fortuner dan Innova di Cikarang, Jawa Barat
Foto: dok hiru muhammad
Kegiatan produksi Toyota Fortuner dan Innova di Cikarang, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ekspor mobil Toyota dari basis produksinya di Indonesia diperkirakan akan turun sekitar 40-50 persen tahun ini. Hal ini lantaran produksi terdampak pandemi Virus Corona baru atau COVID-19.

Presdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono  menjelaskan dampak COVID-19 mulai berpengaruh pada produksi mobil pada April sampai sekarang. Pandemi menyebabkan permintaan domestik dan ekspor anjlok.

Baca Juga

Pasar domestik, berdasarkan perkiraan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) turun 40 persen tahun ini, menjadi sekitar 600.000 unit. Tahun lalu, penjualan  mencapai 1,03 juta unit

Sedangkan ekspor, menurut Warih, juga turun, karena negara-negara tujuan ekspor seperti di Timur Tengah, Amerika Selatan, dan Afrika juga terdampak COVID-19.

"Kami mulai ekspor part CKD (terurai penuh) untuk negara yang mulai stabil seperti Vietnam dan Thailand," kata Warih.

Ia memperkirakan ekspor mobil Toyota Indonesia bakal turun 40 persen dibandingkan tahun 2019 yang mencapai sekitar 208.000 unit.

Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam mengatakan ekonomi negara-negara utama yang menjadi tujuan ekspor Toyota Indonesia ternyata lebih parah. Dia mencontohkan Amerika Latin yang neraca perdagangannya negatif. Timur Tengah juga ekonominya turun karena harga minyak anjlok.

"Harga minyak diprediksi baru mencapai 60 dolar per barel pada 2022. Selain itu Arab Saudi menaikkan VAT (Pajak Pertambahan Nilai) dan pajak impornya dari 5 menjadi 7 persen," katanya.

Dengan kondisi tersebut, Bob menilai ekspor mobil Toyota Indonesia sangat berat dan diperkirakan turun 40-50 persen. Oleh karena itu, ia mengaku sangat berharap pasar domestik bisa bangkit pada kuartal III dan IV, serta berharap ada stimulus dari pemerintah yang tidak hanya mendorong orang beli mobil, tapi juga bantuan langsung ke industri otomotif seperti pengurangan pajak PPh21 hingga di atas 30 persen.

"Pemerintah misalnya menghapus pajak progresif agar orang bisa tertarik beli mobil lagi, sehingga permintaan mobil meningkat," katanya.

TMMIN merupakan produsen mobil Toyota untuk pasar domestik maupun ekspor. Mobil yang diproduksi antara laiin Toyota Innova dan Fortuner.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement