Sabtu 27 Jun 2020 20:52 WIB

Perubahan Tren Konsumsi Dorong Pertanian Organik

Pandemi Covid-19 membuat permintaan sayuran organik melonjak.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (depan) berdialog dengan Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda Getasan, Sofyan Adi Cahyono di sela meninjau kebun Sayuran Organik Merbabu (SOM) di Dusun Sidomukti, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Sabtu (27/6). Mentan ingin polsa budidaya SOM dikembangkan di daerah lain guna memperkuat perekonomian nasional dari sektor pertanian.
Foto: Republika/bowo pribadi
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (depan) berdialog dengan Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda Getasan, Sofyan Adi Cahyono di sela meninjau kebun Sayuran Organik Merbabu (SOM) di Dusun Sidomukti, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Sabtu (27/6). Mentan ingin polsa budidaya SOM dikembangkan di daerah lain guna memperkuat perekonomian nasional dari sektor pertanian.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda Getasan, Sofyan Adi Cahyono (25 tahun) mengatakan, pandemi Covid-19 hingga new normal justru menyebabkan permintaan sayur organik melonjak signifikan. Tren konsumen masa kini sudah beralih dari produk segar ke produk pangan organik yang aman.

Baca Juga

Maka pemasaran dominan dilakukan secara daring. Ada 50 macam komoditas sayuran yang telah bersertifikat organik Indonesia dari INOFICE. "Omzet per bulan saat ini sudah mencapai Rp 300 juta," kata Sofyan di sela-sela kunjungan Menteri Pertanian ke kebun SOM Kopeng di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (27/6).

Ia juga mengaku siap jika diminta untuk berbagi dan menularkan pengalamannya bagi pengembangan sentra kebun sayuran organik di daerah lain. "Kami siap membagi pengalaman yang telah kami lakukan selama ini," ujar Sofyan.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku salut dengan petani milenial di perkebunan SOM. Hal itu menunjukkan potensi sektor pertanian masih sangat besar.

Budidaya pertanian di sana ditangani sendiri oleh petani yang berusia 19 hingga 30 tahun. Mereka juga merambah startup dan memanfaatkan pasar daring guna menunjang pemasaran hasil produksi sayuran organik mereka.

"Saya salut anak-anak muda buat ini di Kabupaten Semarang," ujar Syahrul.

Karena itu, Kementan bakal mengadopsi budidaya SOM dan mengembangkan sentra sayuran organik di daerah lain di Tanah Air. Sebab pertanian organik menunjukkan prospek sektor pertanian cukup besar. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement