Sabtu 27 Jun 2020 11:31 WIB

30 Ribu Muslim Sholat Jumat di Masjid Al-Aqsa

Jamaah sholat Jumat di Masjid Al-Aqsa dengan protokol kesehatan.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
30 Ribu Muslim Sholat di Masjid Al-Aqsa dengan Menjaga Jarak
Foto: REUTERS/Ammar Awad
30 Ribu Muslim Sholat di Masjid Al-Aqsa dengan Menjaga Jarak

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Sebanyak 30 ribu Muslim melakukan sholat Jumat di Masjid Al-Aqsa. Departemen Wakaf Yerusalem menuturkan pelaksanaan sholat jumat dilakukan dengan tetap menjaga jarak.

Direktur Jenderal Departemen Wakaf Yordania di Yerusalem, Syekh Azzam Khatib, mengatakan protokol kesehatan diterapkan di Masjid Al-Aqsa untuk mencegah penyebaran virus. Jumlah kasus positif di kota-kota Palestina mengalami peningkatan.

Baca Juga

"Kami mengeluarkan banyak pernyataan melalui video dan pengumuman lain yang memberi tahu jamaah, bahwa mereka harus membawa sajadah dan masker mereka sendiri, dan bahwa kami akan menerapkan jarak jarak fisik yang ketat," kata Khatib dilansir dari Arab News, Sabtu (27/6).

Khatib menuturkan, pengumuman Kementerian Kesehatan menyebutkan ada 72 kasus baru di wilayah Yerusalem. Pengumuman tersebut sangat mengganggunya. 

Khatib mengaku tidak ingin sholat Jumat dianggap sebagai penyebab bertambahnya pasien Covid-19. Padahal, acara yang menyebabkan adanya perkumpulan orang juga banyak terjadi, seperti acara pernikahan yang dilakukan tanpa mematuhi protokol kesehatan.

Karena itu, dia tidak ingin Wakaf Yerusalem dianggap bertanggung jawab atas penyebaran penyakit mematikan itu. Karena itulah pengumuman protokol kesehatan sebelum melakukan solat jumat disebarkan di seluruh kota-kota di Palestina agar umat muslim mematuhi.

“Kami menganggap serius tanggung jawab kami dan kami tidak ingin disalahkan karena memfasilitasi penyebaran virus. Kami juga tidak ingin memberikan kesempatan kepada Israel untuk mencegah jamaah menggunakan masjid lagi," ujarnya.

Anggota Dewan Wakaf Yerusalem, Khalil Assali mengatakan Direktur dan staf wakaf tidak punya pilihan selain mengikuti persyaratan Kementerian Kesehatan dengan ketat. "Kami melihat peningkatan kunjungan untuk berdoa di Al-Aqsa dari warga Palestina di Israel dan kami telah khawatir tentang potensi penyebaran virus, terutama selama masuk dan keluarnya jamaah ketika mereka berkerumun di sekitar gerbang dan gang," ujar Assali.

Karena itu, para staf wakaf serta sukarelawan dikerahkan di seluruh Haram Al-Sharif yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, untuk memastikan kepatuhan terhadap perintah departemen wakaf. Pemerintah Palestina telah melarang penyelenggaraan pesta pernikahan di semua gubernur di Tepi Barat, pada Selasa lalu. Pelarangan dilakukan karena jumlah infeksi meningkat.

"Karena peningkatan jumlah infeksi virus corona selama 24 jam terakhir dan untuk menghindari penyebaran epidemi. Dengan penyesalan, pemerintah telah memutuskan untuk melarang perayaan pernikahan di semua gubernur untuk menjaga Anda dan masyarakat semua aman dari bahaya," ujar pemerintah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement