Sabtu 27 Jun 2020 06:03 WIB

Perusahan Jepang Kembangkan Masker Penerjemah

Masker mampu mengirimkan pesan dan menerjemahkan bahasa Jepang ke delapan bahasa

Rep: Dwina Agsutin/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi orang mengenakan masker. Jepang mengembangkan masker yang mampu melakukan penerjemahan bahasa.
Foto: Republika
Ilustrasi orang mengenakan masker. Jepang mengembangkan masker yang mampu melakukan penerjemahan bahasa.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Penggunaan masker sudah menjadi kebiasaan baru di tengah pandemi virus corona. Kondisi ini membuat startup asal Jepang, Donut Robotics, mengembangkan masker pintar yang terhubung ke internet untuk mengirimkan pesan dan dapat menerjemahkan bahasa Jepang ke delapan bahasa lainnya.

Inovasi bernama "C-mask" ini berbentuk seperti masker wajah standar. Hanya saja, benda berwarna putih ini terhubung dengan Bluetooth ke aplikasi ponsel pintar atau tablet dan dapat menyalin suara ke dalam pesan teks, melakukan panggilan, atau memperkuat suara pemakainya.

Baca Juga

"Kami telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk mengembangkan robot dan kami telah menggunakan teknologi itu untuk menciptakan produk yang merespons bagaimana virus corona telah membentuk kembali masyarakat," kata Kepala Eksekutif Donut Robotics, Taisuke Ono, seperti dikutip Reuters.

Para insinyur Donut Robotics pertama kali mencetuskan ide saat mereka mencari produk untuk membantu perusahaan bertahan dari pandemi. Ketika virus menyerang, perusahaan baru saja mendapatkan kontrak untuk memasok pemandu robot dan penerjemah ke Bandara Haneda Tokyo. Namun pandemi membuat produk ini menghadapi masa depan yang tidak pasti karena terganggunya perjalanan udara.

Kemudian, Donut Robotics mengembangkan masker dengan mengadaptasi perangkat lunak terjemahan yang dikembangkan untuk robotnya tersebut. Prototipe dapat dikembangkan dalam waktu satu bulan dan desain masker dibuat oleh salah satu insinyur perusahaan, Shunsuke Fujibayashi.

Sebanyak 5.000 C-mask Donut Robotics pertama akan dipasarkan ke pembeli di Jepang mulai bulan September.  Ono juga ingin menjual inovasi perusahaannya ke China, Amerika Serikat dan Eropa.

Ono menghabiskan 28 juta yen untuk pengembangan C-mask. Satu buah masker pintar ini dihargai 40 dolar AS atau sekitar Rp 570 ribu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement