Jumat 26 Jun 2020 23:02 WIB

42 Kepala Keluarga di Lebak Ingin Direlokasi

Relokasi warga Lebak karena tinggal di wilayah rawan pergerakan tanah.

42 Kepala Keluarga di Lebak Ingin Direlokasi. Warga melintas di depan padi yang dikeringkan di Lantayan di Desa Cidadap, Lebak, Banten.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
42 Kepala Keluarga di Lebak Ingin Direlokasi. Warga melintas di depan padi yang dikeringkan di Lantayan di Desa Cidadap, Lebak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sebanyak 42 kepala keluarga di Kabupaten Lebak, Banten yang kini tinggal di lokasi bencana pergerakan tanah, ingin direlokasi ke tempat yang lebih aman. "Kami berharap relokasi itu bisa direalisasikan tahun ini," kata Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi, Jumat (26/6).

Masyarakat yang tinggal di lokasi rawan pergerakan tanah di Desa Sidomanik Kecamatan Cimarga pada 2019 tercatat 115 kepala keluarga dan di antaranya 73 warga direlokasi mandiri.

Baca Juga

Warga yang direlokasi mandiri itu menerima dana stimulan untuk rumah permanen Rp 25 juta, semi permanan Rp 15 juta dan rumah panggung Rp 10 juta. Namun ke-42 warga tersebut sebelumnya menolak direlokasi dan bertahan tinggal di lokasi rawan pergerakan tanah.

"Kami akan memperjuangkan mereka agar mendapat dana stimulan," katanya.

Menurut dia, selama ini kondisi warga yang ingin direlokasi itu sangat membahayakan karena kondisi rumahnya nyaris ambruk. Pemerintah daerah mengapresiasi keinginan 42 warga untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman. Mereka tinggal di lokasi yang berdasarkan penelitian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) Bandung berada di zona merah.

"Jika semua warga itu direlokasi, maka lahan warga yang menjadi langganan pergerakan tanah dijadikan kawasan hutan hijau," katanya.

Muksin, warga Desa Sidomanik Kabupaten Lebak mengatakan dirinya ingin segera direlokasi ke tempat yang lebih aman karena saat ini curah hujan cukup tinggi dan dikhawatirkan bangunan rumahnya roboh diterjang hujan deras.

"Sebagian besar rumah retak dan bolong akibat pergerakan tanah itu," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement