Sabtu 27 Jun 2020 01:14 WIB

UNHCR Apresiasi Indonesia Izinkan Rohingya Mendarat

Puluhan Rohingya diizinkan mendarat di Aceh dari kapal yang mereka tumpangi.

Red: Nur Aini
Warga melakukan evakuasi paksa pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh, Kamis (25/6/2020). Warga terpaksa melakukan evakuasi paksa 94 orang pengungsi etnis Rohingya ke darat yang terdiri dari 15 orang laki-laki, 49 orang perempuan dan 30 orang anak-anak tanpa seizin pihak terkait, karena warga menyatakan tidak tahan melihat kondisi pengungsi Rohingya yang memprihatikan di dalam kapal sekitar 1 mil dari bibir pantai dalam kondisi. terutama anak-anak dan wanita dalam kondisi lemas akibat dehidrasi dan kelaparan.
Foto: ANTARA/RAHMAD
Warga melakukan evakuasi paksa pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh, Kamis (25/6/2020). Warga terpaksa melakukan evakuasi paksa 94 orang pengungsi etnis Rohingya ke darat yang terdiri dari 15 orang laki-laki, 49 orang perempuan dan 30 orang anak-anak tanpa seizin pihak terkait, karena warga menyatakan tidak tahan melihat kondisi pengungsi Rohingya yang memprihatikan di dalam kapal sekitar 1 mil dari bibir pantai dalam kondisi. terutama anak-anak dan wanita dalam kondisi lemas akibat dehidrasi dan kelaparan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas pemberian izin pendaratan darurat bagi pengungsi Rohingya di Aceh Utara, setelah beberapa lama mereka berada di atas kapal.

"Penyelamatan jiwa harus selalu menjadi prioritas utama. Kami memuji pihak otoritas di Indonesia yang telah mengizinkan kelompok pria, wanita, dan anak yang rentan ini untuk mendapat keselamatan," kata Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia Ann Maymann dalam sebuah pernyataan, Jumat (26/6).

Baca Juga

Pada Rabu (24/6) lalu, kepolisian Aceh mengonfirmasi bahwa nelayan memindahkan para pengungsi ke kapal motor milik mereka pada Senin (21/6) malam karena kapal pengangkut barang yang sebelumnya ditumpangi pengungsi mengalami kerusakan. Kapal tersebut sempat merapat ke daratan tetapi penumpangnya belum diizinkan turun, menunggu kebijakan otoritas setempat yang mempertimbangkan protokol penanganan Covid-19.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan pada Kamis (25/6), "berdasarkan pertimbangan kemanusiaan, kami memberikan bantuan darurat bagi mereka." Namun ia tidak menjelaskan rincian mengenai bantuan tersebut. Para penumpang kapal akhirnya dievakuasi ke daratan Pantai Lancuk di Kecamatan Syamtalira Bayu pada hari yang sama dengan keluarnya pernyataan Menlu.

Sebelumnya, Kemlu RI melaporkan jumlah pengungsi sebanyak 94 orang, yakni 49 perempuan, 15 laki-laki, dan 30 anak-anak. Namun menurut data termutakhir setelah pengungsi mendarat, jumlahnya 99 orang, terdiri atas 48 perempuan, 17 laki-laki, serta 34 anak-anak berdasarkan catatan UNHCR.

"Indonesia telah beberapa kali mengambil tindakan yang patut dijadikan contoh oleh negara lainnya di kawasan ini, setelah memberikan bantuan kemanusiaan dan penyelamatan jiwa bagi orang-orang Rohingya di kapal Aceh pada 2015 dan 2018," kata Ann menambahkan.

UNHCR menyebut bahwa situasi pandemi membuat negara-negara membatasi mobilitas di pintu masuk wilayahnya, tetapi hal itu sebenarnya dapat diatur sedemikian rupa agar tetap memperhitungkan hak asasi pengungsi.

"UNHCR siap mendukung Pemerintah Indonesia dalam menyediakan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan dan cara-cara karantina yang baik selama hari-hari mendatang sesuai standar internasional dan protokol kesehatan publik," kata UNHCR.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement