Jumat 26 Jun 2020 04:58 WIB

UNHCR Siap Bantu Pemerintah Aceh Tangani Rohingya

UNHCR akan membantu proses karantina bagi 94 Muslim etnis Rohingya

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga melakukan evakuasi paksa pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh, Kamis (25/6/2020). Warga terpaksa melakukan evakuasi paksa 94 orang pengungsi etnis Rohingya ke darat yang terdiri dari 15 orang laki-laki, 49 orang perempuan dan 30 orang anak-anak tanpa seizin pihak terkait, karena warga menyatakan tidak tahan melihat kondisi pengungsi Rohingya yang memprihatikan di dalam kapal sekitar 1 mil dari bibir pantai dalam kondisi. terutama anak-anak dan wanita dalam kondisi lemas akibat dehidrasi dan kelaparan.
Foto: ANTARA/RAHMAD
Warga melakukan evakuasi paksa pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh, Kamis (25/6/2020). Warga terpaksa melakukan evakuasi paksa 94 orang pengungsi etnis Rohingya ke darat yang terdiri dari 15 orang laki-laki, 49 orang perempuan dan 30 orang anak-anak tanpa seizin pihak terkait, karena warga menyatakan tidak tahan melihat kondisi pengungsi Rohingya yang memprihatikan di dalam kapal sekitar 1 mil dari bibir pantai dalam kondisi. terutama anak-anak dan wanita dalam kondisi lemas akibat dehidrasi dan kelaparan.

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH UTARA - United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) akan bekerja sama dengan Pemerintah Aceh dalam membantu proses karantina bagi 94 Muslim etnis Rohingya yang terdampar di Aceh Utara.

Protection Associate of UNHCR Oktina berterima kasih kepada warga dan pemerintah setempat yang telah melakukan evakuasi manusia perahu itu. Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Pemda untuk langkah penanganan selanjutnya.

Baca Juga

"UNHCR siap membantu pemerintah daerah untuk proses karantina (94 rohingya) dan segala macam keperluan lainnya," kata Oktina di sela-sela proses evakuasi warga Rohingya tersebut di Pantai Lancok, Aceh Utara, Kamis.

Dia bersyukur pemerintah daerah dan Basarnas yang telah membantu proses evakuasi. Dengan begitu para pencari suaka tersebut tidak harus bertahan lagi tengah laut dengan menumpangi kapal motor nelayan Aceh.

Dalam situasi seperti itu maka yang terpenting adalah keselamatan Muslim etnis Rohingya tersebut yang diketahui telah berbulan-bulan terombang-ambing di laut lepas, hingga akhirnya diselamatkan oleh nelayan Aceh.

"Kami sangat berterima kasih sudah mengevakuasi, setidaknya mereka aman di sini. Yang penting mereka terselamatkan dulu, diberi bantuan air minum, makanan, karena mereka telah berbulan-bulan di laut," ujarnya.

Menurut dia, UNHCR juga akan melakukan registrasi terhadap 94 warga etnis Rohingya tersebut. Pihaknya belum memiliki rencana untuk memindahkan mereka ke tempat pengungsian di Medan, Sumatera Utara.

"Belum ada rencana untuk itu (pindahkan ke Medan). Kita masih tetap berkoordinasi. Mudah-mudahan pemerintah daerah di sini akan mengambil keputusan, bagaimana pun kita mengikuti dari pemerintah daerah," ujarnya.

Seperti diketahui, kapal motor nelayan Aceh dilaporkan menyelamatkan puluhan warga negara asing (WNA) etnis Rohingya, Myanmar, yang terkatung-katung di perairan laut Aceh Utara karena kapal motor yang ditumpangi rusak. Pengungsi etnis Rohingya yang diselamatkan nelayan Aceh dari tengah laut tersebut berjumlah 94 orang yang terdiri dari laki-laki 15 orang, perempuan 49 orang, dan anak-anak 30 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement