Kamis 25 Jun 2020 22:01 WIB

Awal Penularan Covid-19 di Puncak Jaya Masih Dilacak

Untuk masuk ke Kabupaten Puncak Jaya ada dua akses resmi yang bisa dilalui.

Warga beraktivitas di dekat rumah adat honai yang telah terpasang  jaringan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE ) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Penularan Covid-19 saat ini sudah mencapai wilayah Puncak Jaya. (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga beraktivitas di dekat rumah adat honai yang telah terpasang jaringan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE ) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Penularan Covid-19 saat ini sudah mencapai wilayah Puncak Jaya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PUNCAK JAYA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua hingga kini masih mencari penyebab penularan Covid-19 di daerah itu. Pada Senin (22/6), telah ditemukan kasus perdana pasien positif corona di Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

"Hingga kini belum ada simpulan mengenai dari mana penularan virus corona bisa masuk ke wilayah Puncak Jaya, masih terus dilacak," kata Juru Bicara GTPP Covid-19 Kabupaten Puncak Jaya Muhammad Nasir Ruki, Kamis (25/6).

Baca Juga

"Dari arah bandara tidak ada, jalur darat dari arah Wamena sudah ada larangan resmi, tetapi kami tidak tahu pasti mobilitas masyarakat seperti apa dan dari arah situ banyak jalur tradisional," tambahnya.

Menurut Muhammad, kini untuk masuk ke Kabupaten Puncak Jaya ada dua akses resmi yang bisa dilalui. Pertama, melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat berbadan kecil dan jalur darat dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

"Namun selain kedua jalur tersebut, ada juga jalur tradisional yang biasa dilalui masyarakat dengan berjalan kaki di mana pemerintah agak kesulitan untuk memantau mobilitas masyarakat yang melalui jalur tersebut," katanya.

Selain itu, kata dia, dari pasien diketahui bila dalam beberapa hari terakhir sempat melakukan kontak langsung dengan 27 orang di mana pihaknya langsung melakukan skrining terhadap warga yang sempat kontak dengan pasien tersebut.

"Ke-27 orang yang melakukan kontak dengan pasien tersebut kini sudah dites cepat (rapid test) dan diambil sampel cairan tenggorokannya," kata Muhammad.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement