Kamis 25 Jun 2020 07:47 WIB

Gara-Gara Positif Corona, Istri Dilempar dari Lantai 5

Terjadi peningkatan kekerasan rumah tangga di seluruh dunia karena pandemi corona.

Rep: Mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih
Kekerasan dalam rumah tangga (ilustrasi).
Foto: Agung Supriyanto
Kekerasan dalam rumah tangga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CAIRO -- Seorang perempuan dilempar dari lantai lima apartemennya di Mesir. Perempuan itu jatuh dilemparkan oleh suaminya karena terpapar virus corona.

Laki-laki itu mengaku sempat bertengkar hebat dengan istrinya dan memutuskan untuk berpisah. Ketegangan menjadi lebih buruk ketika dia tahu istrinya mengidap Covid-19.

Baca Juga

"Saya takut terinfeksi," katanya kepada polisi.

"Istri saya melakukan tiga tes, yang semuanya memastikan dia terinfeksi. Jadi, saya memintanya untuk meninggalkan rumah. Namun, dia menolak, saya mendorongnya," kata laki-laki itu dilansir dari Arab News pada Kamis (25/6).

Akibat insiden itu, perempuan berusia 25 tahun tersebut dilarikan ke rumah sakit oleh tetangganya. Saat ini kondisinya masih kritis dan mengalami cedera tulang belakang. Sementara itu, suaminya telah ditahan oleh kepolisian setempat.

Penuntutan umum sedang menunggu perempuan itu sadar untuk meminta keterangan. Dia nantinya juga akan langsung masuk dalam ruang karantina.

Konsultan ahli bedah ortopedi di Rumah Sakit Universitas Ain Shams di Kairo, Aly Mazyad, mengatakan, rumah sakit telah mendirikan ruang operasi khusus di departemen karantina karena perempuan itu terinfeksi virus corona. "Infeksinya stabil, tetapi dia dalam kondisi kritis dan bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk sepenuhnya pulih," kata Mazyad.

Insiden ini menyoroti peningkatan kekerasan dalam rumah tangga selama masa pandemi Covid-19. Kekerasan ini tidak hanya terjadi di Mesir, tetapi di seluruh dunia.

"Tidak ada jalan-jalan keluar. Tidak ada taman umum atau pusat hiburan untuk dikunjungi. Semua keluarga tinggal untuk waktu yang lama di tempat yang sama," kata psikiater Nermeen Geed.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap ketegangan domestik ini, menurut dia, adalah penutupan sekolah, kesepian, masalah keuangan dan kebosanan. "Kita semua berada dalam satu kapal, melawan musuh yang tidak dikenal. Jadi, kita semua harus sepakat tentang bagaimana hidup berdampingan dan menghadapi keadaan ini," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement