Rabu 24 Jun 2020 23:58 WIB

Pengamat: Langkah Gojek Lakukan Konsolidasi Bisnis Tepat

Mereorganisasi bisnis disebut bukan menjadi ukuran daya tahan suatu perusahaan.

Mitra Gojek.
Foto: Foto: Istimewa
Mitra Gojek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat bisnis serta pendiri Rumah Perubahan Rhenald Kasali menilai langkah Gojek melakukan konsolidasi bisnis sebagai keputusan yang tepat. Strategi untuk kembali fokus pada bisnis inti, kata dia, akan menjadikan Gojek lebih kuat dalam menghadapi Pandemi Covid19.

Menurut dia, semua sektor bisnis saat ini terdampak pandemi, apalagi sektor pariwisata. Oleh karenanya, dia menilai wajar jika perusahaan sampai merumahkan karyawan karena dalam kondisi ini yang perlu diperhatikan adalah opex, bukan capex. 

“Dalam hal capex, perusahaan bisa menundanya tapi untuk opex, saat ini semua perusahaan dituntut melakukan penghematan,” tegas Rhenald di Jakarts, Rabu (24/6).

Rhenald juga menekankan agar keputusan startup melakukan reorganisasi bisnis ini tak perlu samlai didramatisir. Menurut dia, keputusan mereorganisasi bisnis itu bukan menjadi ukuran daya tahan suatu perusahaan. Rhenald mengatakan, daya tahan bisnis itu terletak di bidang bisnisnya, di mana saat ini bidang bisnis yang terkait pariwisata dan event organizer terkena dampak paling signifikan.

“Saat perusahaan memiliki dana cukup, dia bisa eksplorasi. Tapi selanjutnya, dari hasil eksplorasi itu, dia bisa menilai bisnis mana yang akan jadi fokusnya. Kemudian ketika terjadi guncangan ekonomi, semua perusahaan harus lakukan pemangkasan. Trimming,” ujarnya.

Senada dengan Rhenald, Pengamat Ekonomi yang juga Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero yang dihubungi terpisah juga sepakat jika langkah Gojek untuk konsolidasi ke bisnis intinya adalah hal yang tepat.

“Jika pada awalnya dia mungkin ekspansi dengan membuka layanan tambahan, lalu di tengah jalan dia konsolidasi, itu lebih karena dia menganalisa lini apa yang bisa tumbuh, mana yang tidak bisa. Lalu jika akhirnya dia memutuskan memperkuat lini usaha tertentu, keputusan itu wajar,” kata dis.

 

Menurut Poltak, kondisi yang dialami dunia usaha saat ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan skalanya juga global. Di tataran global sendiri, lanjutnya, juga terjadi konsolidasi yang bertujuan untuk memperkuat bisnis inti apalagi banyak sektor yang terdampak oleh pandemi, seperti penerbangan, akomodasi, hingga pembiayaan. Sementara itu, bisnis pengantaran (delivery) di saat pandemi dinilai dia justru bertumbuh di saat lini bisnis lainnya bertumbangan.

“Start-up itu ke depannya harus lincah dan jangan hanya mengandalkan satu lini saja, apalagi jika ini itu memiliki segmen yang sangat sempit. Kalau bisnis konvensional saja bisa begitu lincah dengan membaca peluang yang ada, kenapa start-up tidak?,” kata Poltak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement