Rabu 24 Jun 2020 19:26 WIB

Video Call Terakhir Serma Rama Sebelum Gugur di Kongo

Serma Rama gugur saat menjalankan misi perdamaian PBB di Kongo.

Istri dari Serma Rama Wahyudi berada di rumah duka di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (24/6/2020). Serma Rama Wahyudi merupakan prajurit TNI yang gugur akibat penyerangan patroli misi perdamaian PBB di Kongo.
Foto: ANTARA/Rony Muharrman
Istri dari Serma Rama Wahyudi berada di rumah duka di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (24/6/2020). Serma Rama Wahyudi merupakan prajurit TNI yang gugur akibat penyerangan patroli misi perdamaian PBB di Kongo.

REPUBLIKA.CO.ID, Serma Rama Wahyudi yang gugur saat menjalankan tugas misi pengamanan PBB (Monusco) di Republik Demokratik Kongo meninggalkan seorang istri dan tiga anak masih kecil di kampungnya Kabupaten Kampar, Riau. Sebelum menghembuskan nafas terakhir akibat serangan milisi pada Senin malam (22/6) di bagian timur Republik Demokratik Kongo, Serma Rama sempat melepas rindu dengan istri dan ketiga buah hatinya melalui video call.

"Terakhir kontak kakak saya dengan almarhum itu hari Minggu jam sembilan malam. Mereka melakukan video call. Kemudian almarhum mengatakan nanti akan menghubungi kembali karena harus mengambil air karena saat ini krisis air di Kongo," kata adik ipar almarhum Arfan Nur Fahri di Kampar, Rabu.

Baca Juga

Namun, video call itu ternyata merupakan komunikasi SermaWahyudi untuk yang terakhir kalinya dengan istri tercintanya. Arfan mengatakan Serma Rama merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Menjadi prajurit TNI adalah cita-cita besarnya yang berhasil ia wujudkan. Rama mulai mendapatkan tugas di Kongo beberapa bulan sebelum Idul Fitri. Itu merupakan tugas pertama dia ke luar negeri.

 

Selain menghubungi istrinya, Arfan juga mengatakan Serma Rama sempat menghubungi dirinya. "Dia mengatakan bulan Agustus mendatang dapat cuti sebulan dan akan pulang. Tapi Allah berkehendak lain," ujarnya.

Lebih jauh, Arfan mengisahkan keluarganya menerima kabar gugurnya Serma Rama langsung dari Komandan Denpal Pekanbaru. Saat itu, pada Selasa pagi (22/6), keluarganya langsung didatangi Komandan Denpal dan mengabari berita duka tersebut.

Hingga kini, Arfan mengatakan keluarganya sudah ikhlas melepas kepergian Serma Rama. Namun, mereka masih menunggu kedatangan jenazah. Arfan menuturkan jenazah paling cepat akan tiba dua atau lima hari mendatang. "Paling cepat dua atau lima hari mendatang. Paling lama katanya dua Minggu," tuturnya.

Prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan pemelihara perdamaian di PBB asal Indonesia yang meninggal dunia saat bertugas di Misi Monusco, Republik Demokratik Kongo merupakan anggota Detasemen Peralatan 14 Pekanbaru Komando Distrik Militer I Bukit Barisan.

Komandan Resor Militer 031 Wirabima Brigjen TNI Brigadir Jenderal M Syech Ismed di Pekanbaru mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu kepulangan jenazah prajurit bernama Serma Rama Wahyudi. Dia belum dapat memastikan kapan jenazah akan dipulangkan.

"Kita masih menunggu dari PMPP (pusat misi pemeliharaan perdamaian). Mungkin dalam beberapa hari ke depan," kata dia.

Nantinya, dia mengatakan jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Dharma Kota Pekanbaru.

Wafatnya Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui unggahan di akun Twitter-nya, Selasa (23/6). “Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan,” tulis Menlu Retno.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement