Rabu 24 Jun 2020 16:09 WIB

Dapat PMN 1,5 T, PNM Akan Rekrut 3 Ribu Pendamping Mekaar

Suntikan PMN juga akan mendorong kemampuan perusahaan menyalurkan pembiayaan.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Arief Mulyadi menyebut Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio utang terhadap modal menjadi salah satu faktor utama yang melatarbelakangi usulan perusahaan mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Arief Mulyadi menyebut Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio utang terhadap modal menjadi salah satu faktor utama yang melatarbelakangi usulan perusahaan mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Arief Mulyadi menyebut Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio utang terhadap modal menjadi salah satu faktor utama yang melatarbelakangi usulan perusahaan mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN). Pasalnya, kata Arief, perseroan mendapat tugas dari Komisi VI DPR dan pemerintah untuk mendapatkan sedikitnya 10 juta nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) bagi perempuan pra-sejahtera pada 2023

"Dengan adanya pandemi yang masih berlangsung sampai hari ini, kemampuan kami semakin menurun dan ini tergambar dengan DER kami yang terus meningkat," ujar Arief saat rapat pendalaman BUMN penerima PMN tahun anggaran 2020 dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/6).

Baca Juga

Arief memperkirakan DER perusahaan akan meningkat hingga 12,3 kali pada 2024 tanpa adanya suntikan PMN. Hal ini berbeda apabila mendapatkan PMN, DER perusahaan diperkirakan hanya meningkat sekira 6,27 kali pada 2024.

"Jadi kalau tanpa PMN diperkirakan DER kami sudah melampaui 12,3 kali dan itu sudah tidak mungkin kami mendapatkan pendanaan baik dari kreditur maupun dari investor," lanjut Arief. 

Arief menyebut dengan posisi DER yang saat ini sekira 7,8 kali saja perusahaan mengalami tantangan berat. Namun, dia bersyukur, perusahaan masih bisa meyakinkan investor dan lender sehingga masih bisa dapat obligasi Rp 250 miliar dengan kupon 8,5 dengan jangka waktu lima tahun, dan MTN dalam bentuk sukuk sebesar Rp 123 miliar pada April di saat tinggi-tingginya penyebaran covid-19.

"Manfaat PMN yang jelas kami masih dapat menyalurkan pembiayaan, diharapkan meningkatkan aktivitas ekonomi  dan daya beli masyarakat," kata Arief. 

Arief menambahkan suntikan PMN juga akan memberikan dorongan bagi kemampuan perusahaan dalam menyalurkan pembiayaan. Dengan begitu, kata Arief, perusahaan bisa menyetorkan dividen kepada negara.

"Kita dalam beberapa tahun ini selalu membayar dividen, walaupun minta PMN tapi tetap bayar dividen," ucap Arief. 

Arief menambahkan perusahaan juga akan memanfaatkan suntikan PMN untuk menambah jumlah lapangan kerja. Perusahaan menargetkan mampu merekrut sekira 3 ribu tenaga kerja baru sebagai pendamping nasabah Mekaar hingga Desember 2020.

"(Manfaat PMN) untuk kami sendiri tentunya akan meningkatkan laba bersih dan menjamin keberlangsungan dan keberlangsungan PNM sendiri," kata Arief menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement