Rabu 24 Jun 2020 15:43 WIB

PNM Beberkan Tujuan Suntikan Bantuan Pemerintah Rp 1,5 T

Suntikan dana dialokasikan guna menopang program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM berharap penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun dapat segera terealisasi guna membantu kondisi perusahaan akibat pandemi. Suntikan dana PNM dialokasikan guna menopang program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang diisi para perempuan pra-sejahtera.
Foto: Republika
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM berharap penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun dapat segera terealisasi guna membantu kondisi perusahaan akibat pandemi. Suntikan dana PNM dialokasikan guna menopang program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang diisi para perempuan pra-sejahtera.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM berharap penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun dapat segera terealisasi guna membantu kondisi perusahaan akibat pandemi. Suntikan dana tersebut dialokasikan guna menopang program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang diisi para perempuan pra-sejahtera.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyampaikan perseroan akan memanfaatkan suntikan PMN untuk beberapa hal. PMN akan dipakai antara lain memperbaiki struktur permodalan guna meningkatkan leverage pendanaan guna mencapai 6,6 juta nasabah pada 2020, 8,5 juta nasabah pada 2021, dan 10 juta nasabah pada 2023. Kemudian, meningkatkan pemberdayaan nasabah PNM Mekaar melalui program pelatihan dan pendampingan.

Baca Juga

Selain itu, PMN juga akan dipakai untuk akselerasi program nasabah PNM Mekaar naik kelas sehingga menjadi nasabah yang memiliki akses pembiayaan ke perbankan dan membantu pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, terutama dari sektor ekonomi terbawah; serta peningkatan penyerapan tenaga kerja.

"Apabila tidak mendapatkan PMN, kemampuan leverage pendanaan

perseroan terbatas dan hanya dapat tumbuh 6,5 juta pada 2021 dan 7 juta pada 2023. Demikian dengan jumlah nasabah naik kelas, apabila tidak ada penambahan PMN, tidak dapat tumbuh sesuai permintaan pemegang saham dan pemerintah," kata Arief, Rabu (24/6). 

Arief optimistis penambahan PMN sebesar Rp 1,5 triliun pada kinerja keuangan perusahaan. Kata Arief, adanya PMN akan memperbaiki kondisi laba (rugi) bersih perusahaan yang akan meningkat dari rugi Rp 447 miliar menjadi rugi Rp 182 miliar pada 2020 dan dari Rp 229 miliar menjadi Rp 837 miliar pada 2024. 

Begitu pula dengan total aset perseroan yang diyakini mencapai Rp 52,3 triliun pada 2024 apabila mendapat tambahan PMN. Nilai ini jauh lebih besar dengan tanpa adanya tambahan PMN yang hanya mencapai Rp 38,8 triliun pada 2024 .

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement