Selasa 23 Jun 2020 17:34 WIB

"Pandemi Percepat Asia ke Pusat Ekonomi Global"

Kejatuhan ekonomi akibat Covid-19 telah relatif mempercepat penurunan peran AS.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fuji Pratiwi
Tembok Besar Badaling yang hampir kosong, di Beijing, China (ilustrasi). Pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid-19 kemungkinan akan mempercepat tren yang ada yang akan menempatkan Asia dengan kuat di pusat tatanan ekonomi dunia.
Foto: EPA-EFE/Roman Pilipey
Tembok Besar Badaling yang hampir kosong, di Beijing, China (ilustrasi). Pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid-19 kemungkinan akan mempercepat tren yang ada yang akan menempatkan Asia dengan kuat di pusat tatanan ekonomi dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid-19 kemungkinan akan mempercepat tren yang ada yang akan menempatkan Asia dengan kuat di pusat tatanan ekonomi dunia.

'Ekonomi Asia: menjadi pusat perhatian' adalah yang bagian pertama dari tiga laporan terbaru dari ANZ dan Eurasia Group.tentang dampak dari krisis Covid-19 dan pemulihan di dunia GZero. Laporan ini menyampaikan analisis dari Kepala Ekonom ANZ Richard Yetsenga dan Eurasia Group & GZero Media President Ian Bremmer.

Baca Juga

Dunia G-Zero mengacu pada kekosongan kekuasaan yang muncul dalam politik internasional yang diciptakan oleh penurunan pengaruh Barat dan fokus domestik dari pemerintah negara berkembang. Kondisi itu menghasilkan lingkungan geopolitik di mana tidak ada negara atau kelompok negara yang bisa secara efektif memenuhi tantangan global.

Presiden Media Eurasia Group & GZero Ian Bremmer mengatakan, latar belakang geopolitik yang rapuh di dunia G-Zero ini akan menghasilkan krisis Covid-19 yang lebih lama dan lebih dalam daripada yang diperkirakan. Di sisi lain, pandemi ini semakin melemahkan kepemimpinan global AS dan pengaruhnya terhadap ekonomi.

"Pergeseran geopolitik ini tidak diragukan lagi akan mengarah pada tingkat risiko dan kompleksitas bisnis yang lebih tinggi untuk negara-negara di seluruh dunia," kata Bremmer dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (23/6).

Analis dalam laporan itu menjelaskan, ketegangan geopolitik antara AS dan China akan meningkatkan kompleksitas lingkungan bisnis di negara-negara yang berusaha menyeimbangkan hubungan dengan kedua kekuatan dunia itu. 

Kejatuhan ekonomi akibat Covid-19 telah relatif mempercepat penurunan peran AS sebagai mesin ekonomi dunia dan meningkatkan sentralitas Asia, khususnya China, menjadi siklus ekonomi global.

Efek gabungan dari perdagangan AS-China dan konflik teknologi, yang dipicu oleh penurunan global oleh Covid-19, dan pertumbuhan cepat dari tetangga China telah mengurangi pentingnya pasar konsumen AS untuk ekonomi Asia.

Tren ini kemungkinan akan berlanjut karena perdagangan dan rantai pasokan menjadi lebih terkonsentrasi regional. Juga karena ekonomi Asia pulih lebih cepat daripada AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement