Selasa 23 Jun 2020 11:35 WIB

Buwas Ancam Pecat Karyawan Bulog yang Didapati Main Belakang

Buwas ingin mengubah Bulog agar tetap mendapat kepercayaan dari masyarakat.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengancam akan memecat sekitar 100 orang karyawan Bulog yang kedapatan 'bermain-main' di Bulog dan merugikan perusahaan.
Foto: Republika/Dedy D Nasution
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengancam akan memecat sekitar 100 orang karyawan Bulog yang kedapatan 'bermain-main' di Bulog dan merugikan perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengancam akan memecat sekitar 100 orang karyawan Bulog yang didapati "bermain-main" di Bulog dan merugikan perusahaan. Ia menegaskan, pihaknya ingin Bulog menjadi perusahaan yang baik dan bisa memberikan beras berkualitas bagi masyarakat.

"Ada potensi dari 100 orang anggota Bulog dipecat oleh saya karena kinerja. Bulog sudah menjadi perum dan kita bernegara. Ada yang bermain-main, saya langsung. Jadi, tidak usah kaget-kaget lagi," kata Buwas, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/6).

Baca Juga

Ia tak menjelaskan maksud dari "bermain-main" di Bulog. Namun, menurut Buwas, jika karyawan tak memiliki komitmen dalam bekerja, tidak peduli terhadap keluarganya sendiri yang dinafkahi.

"Saya tidak berharap (pemecatan) ini terjadi karena menyangkut anak-istrinya. Tapi, kalau perilakunya tidak terhormat dan tidak mau berubah, ya sudah," katanya menambahkan.

Buwas menegaskan, pada masa dirinya menjadi direktur utama, ia ingin membawa perubahan bagi perusahaan agar tetap mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai produsen beras. Masyarakat, terutama mereka yang kerap mendapatkan bantuan beras, berharap beras dari Bulog bisa ditingkatkan terus kualitasnya.

Oleh karena itu, ia meminta karyawan yang tidak punya komitmen sejalan dengan perusahaan agar memundurkan diri. "Atau saya mundurkan dengan cara tidak hormat," kata dia.

Lebih lanjut, Buwas menyampaikan, dalam pelaksanaan penyaluran bantuan sosial beras kepada 3,25 juta warga Jabodetabek bulan Mei-Juni 2020, pihaknya mendapatkan banyak tantangan. Menurut dia, banyak laporan terkait kualitas beras Bulog yang dianggap buruk dan tidak manusiawi.

Setelah dicek, nyatanya beras yang dimaksud bukan beras yang dipasok Bulog. Buwas menegaskan akan terus melawan pihak-pihak yang sengaja mendiskreditkan beras Bulog agar tak diminati masyarakat. Namun, ia pun tak menampik ada beberapa kasus beras Bulog memiliki kutu.

"Tapi, kita awasi semua, ada staf di lapangan. Begitu ada temuan, kita tangani dan kita ganti. Kita telusuri dari mana kutu itu. Kita tetap bertanggung jawab," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement